Perpustakaan Alexandria

Burned Alexandria Library
Incendie Alexandrie by Hermann Goll 1876

SEJARAH KELAM PERPUSTAKAAN ALEXANDRIA

Halo Sobat FOSCA! Kalian pernah dengar gak soal Perpustakaan Alexandria? Yup, betul! Perpustakaan ini adalah salah satu yang terbesar dan terkomplit sepanjang masa, lho… Masyarakat kota Alexandria kerap berkumpul dan berdiskusi di dalamnya, hingga akhirnya melahirkan penemu dan pemikir hebat. Tetapi, apa kalian tahu kalau ternyata perpustakaan tersebut telah hancur? Bahkan semua manuskrip terpenting dalam sejarah musnah bersama bangunannya. So, kali ini MinFOS ingin mengulik lebih dalam mengenai tragedi ini, simak yuk!

Teori 1

Ketika teori paling dipercaya adalah Julius Caesar yang bertanggung jawab atas hancurnya Perpustakaan Alexandria, muncul teori lain. Teori tersebut adalah orang-orang Kristen-lah yang bertanggung jawab.

Orang-orang Kristen pada abad ke-4 Masehi yang berhasil menduduki kota Alexandria diduga menjadi salah satu penghancur Perpustakaan Alexandria. Pada 391 M, Kaisar Theodosius mengeluarkan dekrit yang secara resmi melarang praktik paganisme. Berdasarkan dekrit tersebut, Serapeum mendapatkan nasib buruk. Serapeum yang merupakan cabang dari Perpustakaan Alexandria dan berfungsi sebagai kuil dihancurkan. Serapeum diganti menjadi Gereja Kristen.

Demi mendukung dekrit Kaisar Theodosius banyak dokumen yang dihancurkan. Namun, dokumen-dokumen tersebut bukan berasal dari Perpustakaan Alexandria melainkan perpustakaan lain. Perpustakaan tersebut diyakini menampung sekitar sepuluh persen dokumen Alexandria.

Teori 2

Eits, kalian tahu gak kalau beberapa teori mengemukakan bahwa tidak dibakar, melainkan orang-orang yang beragama Kristen lah yang bertanggung jawab atas misteri hilangnya Perpustakaan Alexandria! Pada abad ke-4 Masehi, Kota Alexandria diduduki orang Kristen diikuti larangan Kaisar Theodosius terkait praktik paganisme. Sarapeum—yang merupakan cabang dari Perpustakaan Alexandria—pun menerima dihancurkan dari yang awalnya sebuah kuil menjadi Gereja Kristen. Banyak dokumen-dokumen yang turut dihancurkan bersamaan dengan dukungan dekrit Kaisar, dan dokumen tersebut dipercaya sebesar 10% dari koleksi Alexandria. 

Teori 3

Teori ketiga pun muncul. Dalam laman resmi E-history, The Ohio State University, orang terakhir yang disalahkan atas kehancuran Perpustakaan Alexandria adalah Khalifah Umar. Pada tahun 640 M, kaum Muslim berhasil merebut kota Alexandria. 

Menurut cerita yang beredar, Jenderal Amr diminta tolong oleh Johannes Philoponus, seorang cendekiawan neoplatonism, untuk menyelamatkan jutaan manuskrip di Perpustakaan Alexandria. Amr ibn Ash meminta saran kepada Khalifah Umar ibn Khattab. Lalu Umar menjawab:

“Jika buku-buku itu sesuai dengan Al-Qur’an, untuk apa diselamatkan? Tetapi jika bertentangan dengan Al-Qur’an, maka hancurkan saja.” 

Cerita dari Gregorius Caronus dianggap sebagai omong kosong oleh sejarawan Barat, Edward Gibbon pada abad ke-18. Gibbon menyebut isu pembakaran jutaan manuskrip tua Perpustakaan Alexandria merupakan strategi politik kubu Kristen Barat untuk menjelek-jelekan kubu Arab Islam. 

Begitu megahnya Perpustakaan Alexandria pada masanya, ya! Setelah menyimak analisis teori musnahnya salah satu perpustakaan terbesar tersebut, tentunya kita tidak dapat memastikan 100% kebenarannya dikarenakan minimnya sumber informasi dari manuskrip tua. What do you think, SobFOS? Jika kalian punya spekulasi, tanggapan, atau bahkan ingin berdiskusi, cusss ke kolom komentar!

Baca artikel kami lainnya ya~ 

Sumber : 

https://duniaperpustakaan.com/2021/08/sejarah-dan-misteri-hilangnya-perpustakaan-alexandria-yang-belum-terungkap.html 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *