Halo Sobat FOSCA,
Kalian sudah sering kan mendengar istilah hutan mangrove atau hutan bakau. Seperti yang kita ketahui, hutan mangrove umumnya terletak di sepanjang garis pantai.
Nah, sebenarnya apa sih fungsi dari hutan mangrove itu? Bagaimana ciri, klasifikasi dan cara penanamannya? Serta seperti apa persebaran hutan mangrove di dunia?
Pengertian Hutan Mangrove
Hutan bakau (Hutan Mangrove) adalah hutan yang tumbuh pada daerah rawa-rawa berair payau yang terletak di garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan bakau juga terdapat di daerah pantai sekitar muara sungai.
Jenis Hutan Mangrove
- Rhizophoraceae
Di Indonesia sering disebut pohon bakau dan biasa ditemukan di pesisir pantai. Pohon bakau bermanfaat untuk menghalau ombak yang akan menyebabkan abrasi di pantai. Pohon bakau ini terdiri atas beberapa keluarga, antara lain:
– Bakau/Stilted Mangrove (Rhizhophorz)
– Tancang/Orange Mangrove (Bruguiera)
– Tangere/Yellow Mangrove (Ceriops)
- Sonneratiaceae (Perepat atau Gogem)
Hanya ada 1 macam yaitu Sonneratia atau Mangrove Apple. Habitat dari mangrove ini bukanlah di area yang selalu terendam air. Terkadang dijumpai saat akar tanaman-tanaman ini sedang mencuat ke atas (di atas permukaan tanah) ketika wilayah habitatnya tidak terendam oleh air.
- Avicenniaceae (Pohon api-api)
Pohon api-api ini memiliki kesamaan akrakteristik dengan Mangrove Apple, yaitu memiliki habitat di area yang terendam air sebanyak 10-19 kali per bulan. Memiliki 1 jenis yaitu Avicennia yang terdiri atas white atau grey mangrove. Mangrove jenis ini paling banyak tumbuh dan ditemukan di daerah yang paling dekat dengan laut.
- Famili Meliaceae (Nyirih)
Tamaman ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
- Xylocarpus : dapat dijumpai di daerah tertentu yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
- Hibicus sp : paling sering dan paling banyak dijumpai di area-area yang terendam air.
Ciri-ciri Hutan Mangrove
Berikut ini ciri-ciri hutan mangrove (hutan bakau):
- Sebagian besar hanya terdiri dari satu jenis pohon, yakni pohon bakau.
Salah satu ciri khas dan yang melahirkan istilah hutan mangrove atau hutan bakau ini adalah karena sebagian besar terdiri atas pohon bakau atau pohon mangrove.
- Mempunyai akar pohon yang tidak beraturan (pneumatofora)
Ciri khas lainnya yang dimiliki oleh hutan mangrove adalah adanya akar-akar tanaman mangrove atau bakau yang mencuat ke atas. Maka dari itu wilayah hutan mangrove ini memiliki banyak sekali akar-akar pohon yang mencuat ke permukaan air yang menggenangi hutan tersebut.
- Memiliki biji yang bersifat vivipar ataupun dapat berkecambah di pohonnya.
Salah satu ciri khas selanjutnya yang dimiliki oleh hutan mangrove adalah memiliki biji yang bersifat vivipar. Biji yang demikian ini akan dapat memunculkan kecambah di pohon mangrove itu sendiri.
- Memiliki lentisel di bagian kulit pohon
Ciri khas yang dimiliki oleh hutan mangrove lainya adalah hutan tersebut memiliki lentisel yang ada di bagian kulit pohon mangrove atau bakau.
- Jenis pohon lain yang berada di dalam hutan sangat sedikit
Selain pohon mangrove itu sendiri, hutan ini sangat memiliki sedikit sekali jenis tanaman lainnya. Jika kita pergi kesana, sepanjang mata memandang mungkin kita hanya bisa melihat pohon mangrove dalam jumlah yang banyak.
- Mempunyai tanah yang berlumpur atau berlempung.
Dilihat secara fisik, ciri khas yang menandakan hutan mangrove adalah dikelilingi oleh tanah yang berlumpur. Hal ini mungkin disebabkan karena tanahnya selalu basah akibat adanya air yang menggenangi daerah hutan tersebut. Akibatnya akan banyak menimbulkan tanah berlumpur, tanah berlempung, ataupun tanah berpasir. Namun yang perlu diingat bahwasannya tanah ini merupakan tanah yang sangat lembab karena tergenangi oleh air.
- Lahan hutan ini selalu digenangi oleh air
Hutan bakau mempunyai salah satu fungsi dalam menghalau ombak yang datang dari lautan. Itulah sebabnya mengapa hutan mangrove ini berada di pesisir pantai. Selain di pesisir pantai, hutan ini juga biasanya terdapat di daerah rawa- rawa ataupun daerah yang memiliki banyak air payau. Hutan bakau atau mangrove memang mempunyai ciri khas yakni hidup di tanah perairan. Itulah sebabnya lahan hutan ini selalu berbentuk genangan air.
- Adanya air payau yang mempunyai salinitas antara 2 – 22 ppm
Salah satu yang dimiliki oleh hutan mangrove atau hutan bakau adalah adanya air payau yang mempunyai salinitas antara 2 hingga 22 ppm. Salinitas sendiri merupakan tingkat keasinan atau kadar garam yang larut di dalam air. Air payau memang tergolong air yang memiliki tingkat salinitas lebih besar dari 0,05%.
- Mendapatkan cukup pasokan air tawar yang berasal dari darat
Meskipun letaknya yang berada di pesisir pantai, namun hutan bakau tidak akan kehabisan persediaan air tawar dari daratan. Air tawar yang berasal dari darat mempunyai fungsi untuk menurunkan salinitas dan juga menambah pasokan unsur hara dan juga pasokan lumpur di lahan hutan tersebut.
Manfaat Hutan Mangrove
Berikut ini beberapa manfaat hutan mangrove secara umum, yaitu:
- Mencegah erosi pantai
- Menjadi katalis tanah dari air laut
- Sebagai habitat beberapa spesies seperti udang, ikan dan kepiting
- Pohon mangrove dapat diolah menjadi berbagai benda hiasan atau kerajinan
- Sumber pakan ternak seperti sapi, kambing atau unggas
- Mencegah pemanasan global karena mangrove merupakan salah satu penopang pemanasan dari perairan laut. Selain itu mangrove juga berperan untuk mengatasi masalah banjir pada kawasan pesisir.
- Sumber pendapatan bagi nelayan pantai
- Menjaga kualitas air dan udara
- Pengembangan kawasan pariwisata
- Menyediakan sumber kayu bakar. Selain itu, bagi masyarakat di sekitar hutan mangrove juga bisa memakai kayu mangrove untuk bahan bangunan atau kontruksi rumah.
- Hutan mangrove menjadi salah satu tempat untuk mengembangkan berbagai jenis ilmu pengetahuan dalam bidang kelautan, perikanan dan kimia.
- Menjaga iklim dan cuaca
Cara Menanam Tumbuhan Mangrove
Pemilihan Lokasi Penanaman
Habitat yang ideal sebagai lokasi penanamannya harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Air tenang atau ombak tidak terlalu besar
Karena bibit mangrove yang baru ditanam belum mampu menahan ombak.
- Air payau
Kawasan estuari atau muara sungai yaitu pertemuan air tawar dengan air laut. Dekat dengan pantai dan pasang surut air laut. Dengan salinitas berkisar 7-15 ppt.
Pembibitan
Di Indonesia ada sekitar 75 spesies mangrove. Beberapa jenisnya yang mudah ditemui adalah api-api (Avicennia), pedada (Sonneratia), bakau (Rhizophora) dan tanjang (Bruguiera). Berikut ini adalah langkah melaksanakan pembibitan.
- Pengambilan Buah
Gambar (a) bakau besar/laki (R. mucronata), (b) tumu/ tanjang/bius (B. gymnorrhiza), (c) bakau kecil/bini (R. apiculata), (d) api-api (Avicennia sp.), (e) pedada (Sonneratia sp.).
Bagian buah atau propagul diambil dari mangrove yang berumur delapan hingga sepuluh tahun. Buah yang baik adalah buah yang bebas dari serangan hama. Ciri-ciri buah api-api yang digunakan, yaitu berwarna putih kekuningan dan kulit buah sedikit mengelupas. api-api (A. alba) berwarna coklat kekuningan. Buah prepat (Sonneratia alba) berwarna hijau tua dan pedada (S. caseolaris) berwarna kekuning-kuningan. Buah disimpan dalam ember berisi air agar terjaga kesegarannya selama 1-2 hari. Serta jauhkan dari terik sinar matahari.
- Penanaman Buah
Sebelumnya disiapkan polybag berukuran 15 x 20 cm. Kemudian dimasukkan lumpur sebanyak 2/3 bagian polybag. Pada tiap polybag dimasukkan masing-masing satu benih (buah) mangrove. Lakukan perawatan hingga benih berumur 3-4 bulan.
Penanaman Mangrove
- Sebelum melakukan prosesi penanaman, perlu ditentukan jalur yang tepat. Jarak tanam ideal dari mangrove adalah 1m x 1m atau 1m x 2m.
- Pembuatan lubang sedalam polybag pada lokasi yang ditentukan dengan menggunakan alat bantu.
- Mengeluarkan lumpur berisi benih dari polybag secara perlahan. Jangan lupa untuk menyingkirkan polybag dan membuangnya di tempat sampah.
- Kemudian letakkan bibit tersebut ke dalam lubang yang telah dibuat. Agar mengantisipasi mangrove dari terjangan ombak. Gunakan alat bantu berupa tiang pancang yang terbuat dari bambu ataupun kayu. Tiang pancang ini memiliki diameter berkisar 7,5 cm, panjang 1 m dan runcing di bagian bawahnya. Lalu ditancapkan ke dalam lumpur sedalam kurang lebih 0,5 m (Gambar 1). Alternatif lain adalah menanam benih ke dalam ruas bambu yang bagian bawahnya diruncingkan dengan diameter 20-25 cm. Bambu ditancapkan pada substrat lumpur sedalam 0,5 m (Gambar 2).
Perawatan Setelah Penanaman Mangrove
Pada tahap ini adalah penentu keberhasilan program penanaman yang sudah dilakukan. Setelah aktivitas penanaman, akan muncul beberapa tumbuhan pengganggu (gulma) seperti paku-pakuan. Oleh karena itu, diperlukan penyiangan atau penebasan tanaman pesaing secara berkala. Selain itu, memeriksa kondisi mangrove juga sangat penting. Untuk mengetahui apakah mangrove bertahan hidup ataukah tidak. Jika terdapat yang mati, maka harus dilakukan penyulaman. Penyulaman sama halnya dengan cara menanam sebelumnya. Yang membedakan adalah penggunaan benih yang seumur dengan tanaman yang mati agar dapat seragam.
Syarat Hidup Mangrove
- Tropis dan subtropis 32° LU – 38° LS.
- Tropis, penyinaran matahari penuh.
- Suhu diatas 22°C.
- Curah hujan tinggi (2500 – 3000 mm/th).
- Di daerah terlindung.
- Dataran lumpur/Mud-flat luas dan jauh.
- Deltaic.
- Perbedaan pasang tertinggi dan surut terendah jauh.
Persebaran dan Populasi Hutan Mangrove di Dunia
Indonesia adalah negara yang memiliki persebaran hutan mangrove terluas di dunia, yaitu 2.5 juta – 4.5 juta hektar. Luas yang dimiliki oleh Indonesia ini melebihi persebaran hutan mangrove yang ada di Brazil yakni 1.3 juta hektar, Nigeria 1.1 juta hektar, dan Australia yakni 0.97 juta hektar. Dengan panjang garis pantai sebesar 95,181 km2, Indonesia mempunyai luas mangrove sebesar 3.489.140,68 Ha (tahun 2015). Jumlah ini setara dengan 23% ekosistem mangrove dunia yaitu dari total luas 16.530.000 Ha.
Berikut ini merupakan pulau-pulau yang menjadi persebaran hutan mangrove di Indonesia.
- Sisi barat dan timur pulau Sumatera
Sebagai pulau yang besar, keberadaan hutan mangrove di Sumatera tidak full yakni hanya di pesisir pantai bagian barat dan timur. Luas dari hutan mangrove yang ada di Pulau Sumatera sendiri mencapai 417.000 hektare.
- Beberapa titik di Pulau Jawa
Hutan mangrove di pulau Jawa ini tidak begitu banyak, hanya beberapa titik saja yaitu di pantai utara Jawa bagian barat. Luas daripada hutan Mangrove di Pulau Jawa sendiri mencapai 34.400 hektar.
- Sepanjang pesisir pulau Kalimantan
Keberadaan hutan mangrove di Kalimantan terbilang merata, yakni hampir di sepanjang pesisir pantai di Kalimantan. Adapun luas hutan mangrove di Kalimantan mencapai 165.000 hektare.
- Sepanjang pesisir pulau Sulawesi
Selain di Pulau Kalimantan, keberadaan hutan mangrove merata juga terdapat di Sulawesi. Hutan mangrove di Sulawesi mencapai luas 53.000 hektar.
- Bagian barat pulau Papua
Tahukah Anda bahwa keberadaan hutan mangrove di Indonesia paling banyak adalah di Pulau Papua. Hutan mangrove di Papua ini luasnya mencapai jutaan hektar. Luas hutan mangrove yang dimiliki papua mencapai 2.943.000 hektar.
- Bali dan Nusa Tenggara
Keberadaan hutan mangrove juga ada di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Luas hutan mangrove di wilayah ini mencapai 3.700 hektar.
Sumber :
https://rimbakita.com/hutan-bakau/
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/jenis-hutan-mangrove
9 Ciri-ciri Hutan Magrove dan Penjelasannya – IlmuGeografi.com
https://kkp.go.id/brsdm/bdasukamandi/page/541-mangrove-dan-manfaatnya
https://wanaswara.com/cara-menanam-mangrove-pembibitan-perawatan/
6 Daerah Persebaran Hutan Mangrove di Indonesia – IlmuGeografi.com