Apa Sih Jantung Itu?
Jantung adalah organ tubuh yang terdiri dari kumpulan otot yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Secara rata-rata, jantung manusia berdenyut 72 kali per menit dalam status beristirahat dan memompa 4 hingga 7 liter darah pada tiap menitnya.
Kenapa 29 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia?
Tanggal 29 September, setiap tahunnya, seluruh dunia memperingati World Heart Day (WHD) atau Hari Jantung Sedunia. Tahun ini, WHD diperingati dengan promosi pentingnya cek kardiovaskular secara berkala untuk kesehatan jantung.
World Heart Day (WHD) atau Hari Jantung Sedunia pada tanggal 29 September. Tahun ini Hari Jantung Sedunia diperingati dengan promosi utamanya teliti kardiovaskular dengan cara berkala untuk kesehatan jantung. Ketua Perhimpunan Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Dr dr Ismoyo Sunu, SpJP (K), FIHA, FasCC, mengingatkan kalau penyakit jantung masihlah jadi kabar buruk lantaran adalah pembunuh nomer satu. Tetapi, kabar baiknya, penyakit jantung begitu mungkin saja untuk dapat dihindari. “Semua orang-orang perlu bergerak bersama-sama.
Contohnya Kementerian Kesehatan dengan profesional kesehatan yang sudah membuat komite nasional untuk membuat program mencegah penyakit jantung periode panjang dengan tujuan dapat menurunkan angka kesakitan serta kematian, demikian disampaikan oleh Dr. dr. Ismouo Sunu, SpJP (K), FIHA, FasCC.
Usaha edukasi ditargetkan untuk membuat orang-orang memahami penyakit jantung. Mereka akan tahu tahu bagaimana mengatasi korban supaya cepat ditolong, ” demikian disampaikan dalam acara kampanye Hari Jantung Sedunia di, bilangan Senayan, Jakarta. Yayasan Jantung Indonesia (YI) yang menginisiasi acara kampanye tersebut menyelenggarakan perayaan tersebut secara serentak di 15 kota besar di Indonesia.
Pemecahan Rekor Muri untuk pemeriksaan kesehatan gratis dengan peserta terbanyak se-Indonesia pun dibuat untuk mensosialisasikan pentingnya pemeriksaan kesehatan jantung. “Pemeriksaan secara rutin tekanan darah dan gula darah diharapkan dapat mengingatkan masyarakat betapa pentingnya menjaga kesehatan tekanan darah dan juga gula darah. Selain itu kami masyarakat tetap waspada akan ancaman penyakit kardiovaskular yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan juga usia,” pesan Ketua Umum Yayasan Jantung Indo (YJI), Ibu Syahlina Zuhal, pada kesempatan yang sama.
Anatomi Jantung
Jantung adalah organ utama dalam sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah. Secara umum, mungkin pada kelas 8 SMP mungkin Sobat FOSCA pernah belajar kalau jantung utamanya terbagi menjadi 4, yakni Serambi Kanan, Bilik Kanan, Serambi Kiri, dan Bilik Kiri. Tapi jantung jauh lebih kompleks dari itu lho
- Diamati dari luar terlebih dahulu, terdapat membran perikardium yang dapat membesar dan mengecil
- Kemudian terdapat juga bagian dinding jantung, yang terbagi lagi menjadi Epikardium, Miokardium, dan Endokardium yang tersusun dari bagian terluar ke dalam
- Bagian ‘utama’ jantung, yakni Serambi Kanan, Bilik Kanan, Serambi Kiri, dan Bilik Kiri
- Serambi Kanan, memiliki dinding yang relatif tipis dibandingkan dengan Bilik Kanan. Berfungsi menerima darah dari seluruh tubuh
- Serambi Kiri, juga memiliki dinding yang relatif tipis, dan berfungsi menerima darah dari Paru Paru. Kedua serambi dipisah oleh sekat yang disebut Septum Interatrial
- Bilik Kanan, berfungsi memompa darah ke paru paru, juga memiliki dinding yang 3 kali lebih tipis dari Bilik Kiri
- Bilik Kiri, berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh melalui arteri terbesar di dalam tubuh, Aorta. Kedua bilik juga dipisahkan sebuah sekat, dalam hal ini disebut Septum Interventrikuler
- Katup katup atau Vulva yang berfungsi menjaga agar darah tetap berjalan sesuai sirkulasi darah.
- Serat Purkinje yang merupakan sel sel otot jantung khusus yang berfungsi menghantar rangsangan
- Dan Berkas HIS yang merupakan sekumpulan sel yang berfungsi sebagai penghantar impuls listrik.
Cara Kerja Jantung
Sudah Jelas bahwa jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Secara umum, aliran peredaran darah dalam jantung terjadi seperti :
Bilik Kiri → Aorta → Seluruh Tubuh → Vena Kava → Serambi Kanan
Namun juga terdapat peredaran darah dalam skala lebih kecil, yaitu aliran darah dari jantung ke paru paru agar oksigen yang didapatkan dalam paru paru terbawa ke sistem peredaran darah
Bilik Kanan → Arteri Pulmonalis → Paru paru → Vena Pulmonalis → Serambi Kiri
Kerja jantung ini diatur oleh sistem saraf simpatik (mempercepat denyut jantung) dan saraf parasimpatik (memperlambat denyut jantung). Jantung juga bekerja secara otoritmitas, yaitu mampu berkontraksi secara ritmis. Denyut jantung yang normal adalah sekitar 72 kali setiap menit.
Penyakit Yang Terjadi Pada Jantung
1. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi ketika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke jantung mengeras dan mengalami penyempitan. Kondisi ini dipicu oleh penumpukan kolesterol dan pembekuan darah di dalam arteri (aterosklerosis).
Penyempitan arteri ini menyebabkan aliran darah dan oksigen ke jantung menjadi berkurang, akibatnya organ tersebut tidak dapat berfungsi normal.
Gejala yang muncul dari penyakit ini antara lain nyeri dada, sesak napas, keringat dingin, dada berdebar, dan mual. Nyeri dada akibat PJK bisa dirasakan menjalar hingga ke leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi berupa serangan jantung.
2. Serangan jantung
Serangan jantung adalah kondisi darurat yang terjadi saat pasokan darah ke jantung terhambat secara total, sehingga sel-sel otot jantung mengalami kerusakan. Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Gejala yang muncul biasanya berupa nyeri dada, sesak napas, dan keringat dingin. Jika tidak segera ditangani, serangan jantung bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ tersebut. Bila kerusakan makin meluas, penderita serangan jantung dapat mengalami henti jantung mendadak.
3. Aritmia
Aritmia adalah gangguan pada irama jantung. Irama jantung pada penderita aritmia bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan. Aritmia terjadi ketika rangsangan listrik yang mengatur detak jantung terganggu, sehingga jantung tidak bekerja dengan baik.
Gangguan tersebut bisa disebabkan oleh penyakit jantung koroner, serangan jantung, kardiomiopati, dan gangguan elektrolit, seperti kelebihan kalium dalam darah (hiperkalemia) atau kekurangan kalium (hipokalemia).
Penyakit ini bisa saja tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi, sebagian pasien dengan penyakit jantung ini dapat mengalami keluhan cepat lelah, pusing, nyeri dada, dada berdebar, dan serasa ingin pingsan.
4. Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan gangguan pada otot jantung. Kondisi ini menyebabkan kelainan pada bentuk dan kekuatan otot jantung (misalnya otot jantung menjadi lebih besar dan kaku), sehingga tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.
Penyakit ini bisa disebabkan oleh kelainan genetik atau faktor keturunan, sehingga penderitanya terlahir dengan kondisi ini. Selain karena kelainan genetik, kardiomiopati juga bisa terjadi akibat penyakit jantung koroner, gagal jantung, hipertensi, atau penuaan.
Pada tahap awal, kardiomiopati sering kali tidak menimbulkan gejala. Biasanya tanda dan gejala baru akan muncul ketika kondisi ini sudah masuk ke tahap yang berat atau ada penyakit lain yang menyertainya.
Gejala yang dapat muncul pada kardiomiopati adalah pembengkakan pada kaki, nyeri dada, sesak napas yang lebih berat setelah beraktivitas, mudah lelah, serta batuk-batuk.
5. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi jantung yang terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Bila berlangsung dalam jangka panjang, gagal jantung dapat memicu komplikasi serius yakni henti jantung, edema paru, gagal hati, dan gagal ginjal.
Gagal jantung adalah penyakit jantung yang berkembang perlahan-lahan secara bertahap. Kondisi ini biasanya diawali oleh adanya penyakit penyerta lain, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes, dan penyakit jantung bawaan.
Gejala utama gagal jantung meliputi sesak napas dan batuk-batuk terutama saat berbaring, nyeri dada setelah beraktivitas fisik, cepat lelah, serta pembengkakan pada tungkai dan pergelangan kaki.
6. Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bentuk jantung yang terjadi sejak lahir. Kelainan ini bisa terjadi pada dinding jantung, katup jantung, pembuluh darah di dekat jantung, atau kombinasi semua kelainan tersebut (tetralogy of Fallot).
Gejala yang muncul beragam, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa contoh gejalanya adalah napas pendek dan cepat, nyeri dada, kulit membiru, berat badan menurun, serta tumbuh kembang anak terlambat. Gejala ini bisa terlihat sejak bayi lahir. Namun pada beberapa kasus, gejalanya baru terdeteksi saat penderita sudah mencapai usia remaja atau menjelang dewasa.
Penyakit jantung bawaan terjadi akibat gangguan proses perkembangan jantung pada janin. Belum diketahui apa yang menyebabkan gangguan tersebut, namun diduga ada kaitannya dengan faktor keturunan, konsumsi minuman keras, penggunaan obat tertentu selama hamil, atau infeksi saat trimester pertama kehamilan.
7. Penyakit katup jantung
Penyakit katup jantung terjadi ketika katup jantung tidak bisa membuka atau menutup dengan sempurna, sehingga terjadi bendungan atau hambatan pada aliran darah. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh akan terganggu.
Penderita penyakit ini bisa jadi tidak merasakan gejala apa pun dalam jangka waktu lama. Saat gejala muncul, penderitanya akan mengalami sesak napas, nyeri dada, cepat lelah, detak jantung tidak beraturan, dan pembengkakan di bagian tubuh tertentu, seperti tungkai dan perut.
Penyakit katup jantung bisa terjadi sejak lahir akibat faktor keturunan atau baru terjadi saat usia anak-anak dan dewasa akibat penyakit lain, misalnya demam reumatik atau endokarditis. Beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan penyakit katup jantung adalah penyakit Kawasaki, penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan kardiomiopati.
8. Endokarditis
Endokarditis adalah infeksi pada jaringan ikat yang melapisi dinding dan katup jantung. Infeksi ini terjadi ketika kuman dari bagian tubuh lain, seperti mulut dan kulit, masuk ke dinding jantung melalui aliran darah.
Bakteri atau jamur yang menyebabkan endokarditis bisa masuk melalui luka pada tubuh atau luka di mulut, pemasangan kateter, pemakaian jarum yang tidak steril untuk tato atau tindik, dan penggunaan NAPZA suntikan.
Gejala endokarditis yang sering muncul adalah demam dan menggigil, sesak napas, dan nyeri dada saat menarik napas, keringat berlebih pada malam hari, pembengkakan pada tungkai atau perut, serta terdengar bising jantung atau bunyi jantung tidak normal.
9. Tumor jantung
Tumor jantung adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada dinding jantung. Tumor dapat bersifat kanker (ganas) atau non-kanker (jinak). Tumor ini dapat tumbuh di dinding otot jantung atau lapisan pelindung jantung (perikardium).
Jika ukurannya semakin besar, otot ini bisa mendesak dinding jantung dan menyebabkan jantung sulit memompa darah. Sering kali tumor jantung tidak menunjukan gejala. Meski begitu, sebagian penderita tumor jantung bisa menunjukkan gejala ringan hingga berat.
Gejalanya bisa meliputi sesak napas, pembengkakan di kaki, jantung berdebar tidak beraturan, kelelahan, tekanan darah rendah, pusing, pingsan, dan penurunan berat badan.
Adakah Hal Lain yang Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung?
Jawabannya, ada. Seseorang dikatakan berisiko tinggi mengalami beberapa macam penyakit jantung di atas jika memiliki salah satu atau beberapa kondisi berikut ini:
- Hipertensi.
- Diabetes.
- Kolesterol tinggi.
- Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering merokok, jarang berolahraga.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya infeksi HIV, menggunakan obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, atau menjalani pengobatan kemoterapi.
Sebagian besar penyakit jantung tidak bisa disembuhkan, sehingga penderitanya perlu menjalani pengobatan seumur hidup. Meski demikian, penyakit jantung dapat dikendalikan agar tidak semakin parah dengan menjalani gaya hidup sehat dan mengonsumsi obat-obatan
Cara Menjaga Kesehatan Jantung
1. Menghentikan kebiasaan merokok
Perokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner. Tidak hanya perokok sendiri, orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok (perokok pasif) juga lebih berisiko mengalami penyakit tersebut.
Hal ini karena zat beracun pada rokok dapat merusak pembuluh darah jantung, sehingga lama kelamaan aliran darah pada jantung menjadi terganggu. Akibatnya, fungsi jantung juga akan terganggu karena kekurangan oksigen dan nutrisi.
2. Melakukan aktivitas fisik (olahraga) secara rutin
Aktif secara fisik atau rutin olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Sempatkan waktu untuk berolahraga sekitar 20 – 30 menit setiap hari, karena manfaatnya sangat baik untuk kesehatan jantung. Pilihan olahraga ini bisa berupa jalan kaki, jogging, berenang, atau sekadar naik-turun tangga.
3. Mengonsumsi ikan
Mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3 dapat membantu mencegah penyakit jantung. Ikan adalah salah satu makanan yang kaya akan asam lemak omega-3.
Anda dapat memilih ikan , sarden, tuna, atau salmon. Konsumsilah ikan jenis ini dua kali seminggu secara teratur untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan asam lemak omega-3.
4. Mengonsumsi lebih banyak serat
Menu makanan kaya akan serat dapat menurunkan kadar kolestrol jahat (LDL) yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Serat bisa didapatkan dari buah-buahan, sayuran, gandum, kacang, dan sereal. Penuhilah kebutuhan serat paling tidak 30 gram per hari.
Perlu diperhatikan bahwa konsumsi makanan berserat harus dilakukan secara bertahap. Sebaiknya jangan makan sayuran dalam jumlah banyak sekaligus, karena dapat mengakibatkan perut kembung. Saat mengonsumsi serat, minumlah lebih banyak air putih untuk melancarkan pencernaan.
5. Mengurangi konsumsi lemak jenuh
Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang menumpuk berpotensi menyumbat pembuluh darah jantung.
Oleh karena itu, batasi konsumsi lemak jenuh. Lemak jenis ini banyak terdapat pada daging merah, kulit ayam, makanan olahan, makanan yang digoreng, margarin, serta produk susu kaya lemak.
6. Menjaga tekanan darah
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah organ-organ yang penting, seperti jantung dan otak, dapat berakibat fatal.
Rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, serta membatasi minuman beralkohol adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi.
7. Menjaga kadar gula darah
Kadar gula darah yang tinggi tidak hanya dapat membuat Anda terkena diabetes, namun juga membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung. Hal ini karena gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengendalikan jantung serta pembuluh darah.
Beberapa upaya untuk mengurangi risiko diabetes adalah mengganti nasi putih dengan nasi merah, dan mengurangi asupan gula. Selain itu, periksakan kadar gula darah secara rutin, terutama jika usia Anda di atas 45 tahun.
8. Mendapatkan istirahat yang cukup
Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap hari. Kurang istirahat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit darah tinggi, diabetes, dan serangan jantung.
Menjaga kesehatan jantung dapat dimulai dengan membiasakan gaya hidup sehat. Selain beberapa langkah di atas, Anda juga disarankan untuk mengelola stres dan memeriksakan kesehatan secara rutin ke dokter agar kesehatan jantung Anda tetap terjaga.
Pentingnya Cek Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular terjadi karena adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke.
Penyakit kardiovaskular termasuk kondisi kritis yang butuh penanganan segera. Pasalnya, jantung adalah organ vital yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung bermasalah, peredaran darah dalam tubuh bisa terganggu.
Penyakit kardiovaskular tidak boleh dianggap remeh, karena dapat menimbulkan masalah yang serius pada seluruh bagian tubuh. Tanpa pertolongan medis yang sesuai, penyakit kardiovaskuler bisa mengancam jiwa dan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, jagalah kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda sebelum mengalami gangguan. Namun jika Anda sudah memiliki gangguan pada sistem kardiovaskular, jalani pengobatan dan lakukanlah pemeriksaan rutin ke dokter sebelum terjadi komplikasi.