Hari Tani Nasional

Petani adalah seseorang yang melakukan usaha tani di bidang Tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan.

Setelah mengetahui apa itu petani, tahukah kamu apa singkatan dari Petani? Siapa sangka ternyata kata Petani merupakan sebuah kepanjangan.  Bung Karno-lah yang menyebutnya sebagai Penjaga Tatanan Negara Indonesia (Petani). Hal itu disampaikan Bung Karno pada tahun 1952. Bung Karno melihat pentingnya petani sebagai penjaga ketahanan pangan. Swasembada pangan terus digaungkan untuk menjaga stabilitas nasional.

Dalam Sejarah nya, sejak lepas dari cengkraman Belanda, pemerintah Indonesia selalu berusaha merumuskan UU Agraria baru untuk mengganti UU Agraria kolonial. Pada tahun 1948, ketika itu ibu kota Republik Indonesia (RI) berkedudukan di Yogyakarta. Penyelenggara negara membentuk panitia agraria Yogya. Namun, akibat gejolak politik, usaha itupun kandas. Tibalah masa penantian selama 12 tahun, melalui prakarsa Menteri Pertanian 1959, Soenaryo. Rancangan Undang-Undang itu digodok Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) yang kala itu dipimpin Zainul Arifin. Kemudian, pada pada 24 September 1960, RUU tersebut disetujui DPR sebagai UU No 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, atau dikenal dengan Undang-Undang Pembaruan Agraria (UUPA). UU Pokok Agraria menjadi titik awal dari kelahiran hukum pertanahan yang baru mengganti produk hukum agraria kolonial.

Prinsip UUPA adalah menempatkan tanah untuk kesejahteraan rakyat. UUPA mengatur pembatasan penguasaan tanah, kesempatan sama bagi setiap warga negara untuk memperoleh hak atas tanah, pengakuan hukum adat, serta warga negara asing tak punya hak milik. Tanggal ditetapkannya UUPA, yakni 24 September kemudian diperingati sebagai Hari Tani Nasional.

Kondisi Pertanian di Indonesia

Sektor Pertanian di Indonesia saat ini masih menjadi ruang untuk rakyat kecil. Kurang lebih 100 juta jiwa atau hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian. Untuk itu Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai upaya untuk membina para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) agar menjadi pondasi yang kuat dalam mendukung ekonomi Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menggelar pelatihan manajemen agrobisnis untuk pelaku usaha kecil dan menengah bekerjasama dengan Asian Productivity Organization (APO) dan Cornel University.

Peta Kondisi Pertanian

Persebaran Pertanian Indonesia 

Persebaran Pertanian di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah diantaranya :

Sumatra 

  • Kelapa sawit : D.I. Aceh (Pulau Simeulue), Sumatra Utara (Pulau Nias, Pulau Prayan, Medan, Pematang Siantar).
  • Cengkeh : Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara (Tapanuli).
  • Cokelat : Sumatra utara dan Sumatra Barat.
  • Karet : D.I. Aceh, Sumatra Utara (Kisaran, Deli, Serdang), Bengkulu.
  • Kelapa : Aceh, Bengkulu, dan Jambi.
  • Lada : Lampung, Bengkulu, Sumatra Selatan (Palembang, Pulau Bangka).
  • Kopi : Sumatra Selatan (Palembang), Bengkulu (Bukit Barisan), Sumatra Utara (Deli, Tapanuli), Lampung (Liwa).
  • Tembakau : Sumatra Utara (Deli), Sumatra Barat (Payakumbuh), Bengkulu, Sumatra Selatan (Palembang). 
  • Teh : Sumatra Utara (Pematang Siantar), dan Sumatra Barat. 

Jawa

  • Cokelat : Salatiga (Jawa Tengah), Trenggalek (Jawa Timur), Sumedang (Jawa Barat).
  • Karet : Jawa Barat, Cilacap (Jawa Tengah), Jawa Timur.
  • Kelapa : Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur (Kediri).
  • Padi : Indramayu (Jawa Barat), Karawang (Jawa Barat), Jawa Timur.
  • Kopi : Jawa Barat (Bogor, Priangan), Jawa Timur (Kediri, Besuki).
  • Jagung : Jawa Tengah (Wonosobo, Semarang, Jepara, dan Rembang); Jawa Timur (Besuki, Madura).
  • Tembakau : Jawa Tengah (Surakarta, Klaten, Dieng, Kedu, Temanggung, Parakan, Wonosobo), dan Jawa Timur (Bojonegoro, Besuki).
  • Teh : Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa Tengah (Pegunungan Dieng, Wonosobo, Temanggung, Pekalongan).

Kalimantan

  • Kelapa sawit : Kalimantan Barat. 
  • Kelapa : Kalimantan Selatan (pegunungan Meratus).
  • Karet : Kalimantan Selatan ( pegunungan Meratus). 
  • Rotan : Katingan (Kalimantan Selatan).
  • Lada : Kalimantan Barat.

Sulawesi

  • Cokelat : Sulawesi Tenggara. 
  • Kopi : Sulawesi (Pegunungan Verbeek).
  • Pala : Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara. Rotan : Sulawesi Tengah.
  • Jagung : Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
  • Kelapa : Sulawesi Utara (Minahasa, Sangihe, Talaud, Gorontalo), Bone (Sulawesi Selatan). 

Nusa Tenggara, Maluku dan Papua 

  • Sagu : Maluku dan Papua.
  • Vanili : Flores (Manggarai, Bajawa), Papua.
  • Kelapa : Pulau Halmahera, Pulau Buru, dan Pulau Seram (Maluku), Kepulauan Alor, Pulau Solor (NTT).
  • Kopi : Flores (Manggarai). 
  • Pala : Maluku, Papua.

Teknologi pertanian Indonesia saat ini, terus mengalami perkembangan yang jauh lebih baik. Sistem tersebut bahkan bisa dilihat melalui ruang data agriculture war room (AWR), yang kini sudah dikendalikan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mempercepat arus informasi teknologi budidaya, masa tanam dan panen, monitoring pasar, sistem produksi dan lain sebagainya. Secara garis besar, alat-alat pertanian modern terbagi menjadi tiga kategori. Pertama, alat pertanian yang digunakan sebelum bibit ditanam. Kedua, alat pertanian yang digunakan saat merawat bibit sedang tumbuh dan berkembang. Ketiga, alat pertanian yang digunakan saat memanen. Alat yang digunakan menggemburkan tanah antara lain.

1. Traktor

Traktor
Sumber: yanmar.com

Traktor adalah alat pertanian yang paling sering digunakan untuk melakukan pengolahan tanah bagi pertanian Indonesia. Mesin traktor ini memiliki dua ukuran, yaitu kecil dan besar. Berdasarkan rodanya, traktor memiliki 2 jenis, yaitu traktor dengan roda rantai yang biasa digunakan pada kondisi tanah berlumpur dan traktor dengan roda dua yang biasa digunakan pada kondisi tanah kering.

2. Rotavator

Rotavator
Sumber: Pt. Sahabat Agritama

Rotavator adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah pertama dan kedua. Untuk pengolahan tanah pertama berguna untuk memotong, mencacah, dan membolak-balikan tanah. Sementara itu, untuk pengolahan tanah kedua, alat ini digunakan untuk merapikan tanah, menghilangkan tanaman pengganggu, dan memperbaiki tata air.

3. Bajak singkal

Bajak Singkal
Sumber: InforMesin.com

Bajak singkal merupakan alat pengolah tanah yang berfungsi untuk membolak-balikkan tanah. Terdapat 2 jenis bajak singkal, yaitu bajak singkal 1 arah dan bajak singkal 2 arah.

4. Garu sisir

Garu Sisir
Sumber: FaunadanFlora.com

Garu sisir digunakan untuk pengolahan tanah setelah pengolahan menggunakan bajak singkal. Biasanya alat ini digunakan pada sawah saat dalam keadaan basah agar tanah yang dalam bentuk bongkahan dapat gembur.

5. Garu piring

Garu Piring
Sumber: yaletools.com

Garu piring biasanya digunakan untuk pengolahan tanah sebelum tanam, yaitu untuk membersihkan rumput pada lahan tanam. Selain itu, digunakan juga saat pengolahan sesudah tanam, yaitu untuk menutupi benih yang telah disebar dengan tanah.

6. Bajak subsoil

Bajak Subsoil
Sumber: FaunadanFlora.com

Bajak subsoil biasanya digunakan untuk memecahkan tanah hingga kedalaman 20 hingga 36 inci untuk parit pada lahan tanam.

Lalu ada pula alat yang digunakan untuk menanam dan perawatan Secara tradisional, untuk lahan kecil para petani menanam dengan menggunakan tenaga manusia. Namun untuk lahan yang luas, diperlukan sebuah mesin pertanian yang fungsinya untuk memasukkan benih ke tanah yang sudah digemburkan. Berikut beberapa mesin tanam yang telah dikenal yaitu mesin tanam padi, mesin tanam jagung, mesin tanam kentang. Setelah menanam, langkah selanjutnya yakni merawat tanaman hingga siap panen, serta proses pemupukan dan pengairan. Untuk proses ini pun, terdapat beberapa mesin yang digunakan seperti mesin penebar pupuk, mesin penutup tanah, mesin penyemprot air dan mesin irigasi. Alat yang digunakan untuk memanen sendiri antara lain Mesin pemanen padi, Mesin pemanen jagung, mesin pemanen gandum, mesin pemanen tebu, mesin pemanen kentang, mesin pemetik kapas

Sumber : 

https://paralegal.id/pengertian/petani/

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4719455/di-balik-sejarah-hari-tani-nasional-dan-maknanya

http://komunitaspetanioplosan.blogspot.com/2016/10/peta-pertanian-indonesia.html

https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2564

https://www.suara.com/bisnis/2021/05/01/202451/ipb-perkembangan-teknologi-pertanian-indonesia-saat-ini-jauh-lebih-baik

https://distanbun.ntbprov.go.id/artikel3.php?id=53

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top