Hai sobat FOSCA, ketemuan lagi kita nih di daily article FOSCA. Hari ini, mimin bakalan up pembahasan mengenai Mental Health atau bahasa lainnya kesehatan mental. Mungkin dari kalian cukup sering belakangan ini mendengar kalimat tersebut. Tetapi taukah kalian, meskipun cukup ramai di media massa atau internet perihal ini, tetapi hasil riset menunjukkan penyuluhan informasi/pembahasan soal ataupun prevalensi untuk masalah mental health sendiri masih cukup kurang di Indonesia. Ini bisa kembali ke permasalahan utama kita, yakni bagaimana masyarakat luas memiliki stigma kepada permasalahan mental health itu sebagai penyakit gangguan jiwa. Daripada kita terlalu pusing bagaimana definisi benar-kadarnya kesehatan mental sendiri, lebih baik simak penjelasan yang sudah mimin siapkan buat kalian.
Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.
Gejala Kesehatan Mental
Gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali dengan beberapa gejala berikut ini, antara lain:
- Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.
- Delusi, paranoia, atau halusinasi.
- Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
- Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu menghantui.
- Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
- Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
- Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.
- Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
- Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.
- Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.
- Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.
- Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan dengan orang lain.
- Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang tidak biasa.
- Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.
- Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba.
- Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
- Perubahan gairah seks.
- Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
- Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke sekolah atau tempat kerja.
- Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang
Penyebab Kesehatan Mental
Beberapa penyebab umum dari gangguan mental, antara lain:
- Cedera kepala.
- Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga.
- Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.
- Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak.
- Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
- Mengalami diskriminasi dan stigma.
- Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
- Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.
- Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
- Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.
- Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
- Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.
- Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
- Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.
- Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang pernah dialami.
Faktor Risiko Kesehatan Mental
Beberapa faktor risiko gangguan mental, antara lain:
- Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki memiliki risiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.
- Perempuan setelah melahirkan.
- Memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya hidup.
- Memiliki profesi yang memicu stres, seperti dokter dan pengusaha.
- Memiliki riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan penyakit mental.
- Memiliki riwayat kelahiran dengan kelainan pada otak.
- Memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya.
- Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau kehidupan kerja.
- Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.
Contoh Gangguan Mental
- Depresi. Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
- Skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan mental yang menimbulkan keluhan halusinasi, delusi, serta kekacauan berpikir dan berperilaku. Skizofrenia membuat penderitanya tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan pikirannya sendiri.
- Gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya merasa cemas dan takut secara berlebihan dan terus menerus dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Penderita gangguan kecemasan dapat mengalami serangan panik yang berlangsung lama dan sulit dikendalikan.
- Gangguan bipolar. Gangguan bipolar adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati. Penderita gangguan bipolar dapat merasa sangat sedih dan putus asa dalam periode tertentu, kemudian menjadi sangat senang dalam periode yang lain.
- Gangguan tidur. Gangguan tidur merupakan perubahan pada pola tidur yang sampai mengganggu kesehatan dan kualitas hidup penderitanya. Beberapa contoh gangguan tidur adalah sulit tidur (insomnia), mimpi buruk (parasomnia), atau sangat mudah tertidur (narkolepsi).
Pencegahan Mental Health
Beberapa pencegahan yang dapat mengurangi stabil di mental para remaja, antara lain :
- Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.
- Membantu orang lain dengan tulus.
- Memelihara pikiran yang positif.
- Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
- Mencari bantuan profesional jika diperlukan.
- Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
- Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.
Pengobatan Mental Health
Beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter dalam menangani gangguan mental, antara lain:
- Psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi bicara yang memberikan media yang aman untuk pengidap dalam mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikiater akan memberikan bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan. Psikoterapi beserta perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit mental.
- Obat-obatan. Pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit mental umumnya bertujuan untuk mengubah senyawa kimia otak di otak.
- Rawat inap. Rawat inap diperlukan jika pengidap membutuhkan pemantauan ketat terhadap gejala-gejala penyakit yang dialaminya atau terdapat kegawatdaruratan di bidang psikiatri, misalnya percobaan bunuh diri.
- Support group. Support group umumnya beranggotakan pengidap penyakit mental yang sejenis atau yang sudah dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Mereka berkumpul untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lain menuju pemulihan.
- Stimulasi otak. Stimulasi otak berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi magnetik transkranial, pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.
- Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat. Pengobatan ini dilakukan pada pengidap penyakit mental yang disebabkan oleh ketergantungan akibat penyalahgunaan zat terlarang.
- Membuat rencana bagi diri sendiri, misalnya mengatur gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari, untuk melawan penyakit mental. Rencana ini bertujuan untuk memantau kesehatan, membantu proses pemulihan, dan mengenali pemicu atau tanda-tanda peringatan penyakit.
Penutup
Itulah penjelasan yang mungkin bisa mimin jelaskan ke kalian semua pembaca setia artikel FOSCA a.k.a Sobat FOSCA hihi, intinya kita harus pintar-pintar menjaga akal sehat kita dari pengaruh buruk dan mempelajari langkah preventif dan juga ciri-cirinya. Semoga sobat-sobat FOSCA diluar sana tetap dapat menjalani hari-hari dengan baik yaa.
Sumber :
- https://www.qoala.app/id/blog/gaya-hidup/sehat/panduan-kesehatan-mental-terlengkap/
- https://jpkmsuryasumirat.com/index.php/produk/19-joomla/328-kesehatan-mental-pengertian-gejala-sebab-faktor-resiko
- https://superyou.co.id/blog/kesehatan/gangguan-mental-illness/
- http://www.reddit.com/r/myhappypill/comments/gx0l5k/tandatanda_masalah_kesihatan_mental/
- https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/12/09/kesehatan-mental-kualitas-diri
- https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental
- https://www.alodokter.com/kesehatan-mental#:~:text=Gangguan%20mental%20atau%20gangguan%20jiwa,penyakit%20mental%20juga%20ada%20obatnya
- https://www.sehatq.com/artikel/sambut-hari-kesehatan-mental-sedunia-pahami-pencegahan-bunuh-diri-di-tempat-kerja
- https://www.qoala.app/id/blog/gaya-hidup/sehat/panduan-kesehatan-mental-terlengkap/