Adityah Ramdhon Jannatan – 13 Oktober 2024

Ketika Jakarta perlahan amblas dan ancaman Pemanasan Global
Salah satu penyebab utama terendamnya wilayah Jakarta adalah penurunan tanah (land subsidence). Jakarta mengalami penurunan tanah yang signifikan, terutama di area utara, di mana beberapa wilayah turun hingga 10-20 cm per tahun. Fenomena ini dipicu oleh penggunaan air tanah yang berlebihan. Karena banyak daerah yang belum memiliki akses air bersih yang memadai, banyak penduduk dan industri terus menggali sumur untuk mendapatkan air tanah. Pengambilan air tanah yang masif ini menyebabkan kekosongan di bawah permukaan, sehingga tanah di atasnya menjadi tidak stabil dan amblas.
Selain itu, Jakarta menghadapi kenaikan permukaan air laut (sea level rise) yang disebabkan oleh pemanasan global. Pemanasan global meningkatkan suhu bumi, sehingga es di kutub mencair, menyebabkan volume air laut bertambah. Dengan Jakarta berada di dekat laut dan sebagian wilayahnya sudah berada di bawah permukaan laut, kota ini menjadi sangat rentan terhadap banjir rob (banjir yang berasal dari laut). Ancaman ini tidak hanya mengintai Jakarta, tetapi juga beberapa wilayah Pantai Utara Jawa lainnya.
Apa yang harus dilakukan?
Nah, sebenarnya Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan berbagai upaya dan juga mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang bermaksud untuk mencegah Jakarta “tenggelam” nih, contohnya seperti Pembangunan Tanggul di pesisir utara Jakarta, Membangun sistem polder (memompa kembali air laut keluar), Sistem monitoring land subsidence (mengawasi penurunan tanah), Menyediakan air bersih melalui sistem perpipaan, membangun waduk dan tanggul di hulu sungai pesisir Jakarta, dan masih banyak lagi tindakan yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mencegah bencana ini.
Tentunya peran pemerintah saja tidak cukup, perlu adanya aksi dari masyarakat untuk bersama-sama mencegah bencana ini. Beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan oleh kita semua antara lain :
- Mengurangi Penggunaan Air Tanah Berlebihan: Matikan keran saat tidak digunakan, dan sebisa mungkin gunakan air dari sistem perpipaan resmi.
- Mempraktikkan Rainwater Harvesting: Mengumpulkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
- Mengurangi Emisi Karbon: Menggunakan transportasi yang ramah lingkungan untuk membantu mengurangi pemanasan global.
- Mengelola Sampah dengan Baik: Ini untuk mencegah penyumbatan drainase yang memperparah banjir.
Jakarta memang menghadapi ancaman besar dari penurunan tanah dan kenaikan permukaan laut, tetapi tidak berarti kita harus pasrah. Berbagai langkah pencegahan telah dilakukan, dan kita sebagai masyarakat juga bisa ikut ambil bagian dalam menjaga lingkungan. Mengurangi penggunaan air tanah, menerapkan praktik ramah lingkungan, serta mendukung kebijakan pemerintah untuk mitigasi perubahan iklim adalah beberapa langkah konkret yang bisa kita lakukan.
Jika kita tidak segera bertindak, bukan tidak mungkin ibu kota kita yang tercinta ini akan terendam air laut di masa depan. Sebaliknya, jika kita bersatu dan melakukan aksi nyata sekarang, kita masih punya kesempatan untuk melindungi Jakarta dari ancaman ini.