Adityah Ramdhon Jannatan – 7 Oktober 2024

Seberapa Pentingkah Sekolah itu?
Saat kita duduk di bangku sekolah, mungkin pernah terlintas dalam pikiran, “Untuk apa kita belajar semua ini?” Trigonometri, Optik, Sejarah Indonesia—apa manfaatnya bagi kehidupan kita sehari-hari?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita mulai dengan tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam dunia pendidikan Indonesia: Ki Hajar Dewantara. Nama aslinya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir pada 2 Mei 1889. Hari kelahirannya kini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Lahir dari keluarga bangsawan, ia memiliki kesempatan belajar di sekolah-sekolah yang kala itu hanya bisa diakses oleh sedikit orang, khususnya kaum pribumi.
Pendidikan formalnya dimulai di Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Dasar Belanda di Yogyakarta. Setelah itu, ia melanjutkan ke Kweekschool (Sekolah Guru) di Yogyakarta, dan kemudian ke STOVIA (Sekolah Pendidikan Dokter Pribumi) di Batavia. Namun, semangat kritisnya terhadap pemerintahan kolonial Belanda membuatnya dikeluarkan. Alih-alih menyerah, ia beralih menjadi jurnalis, dengan tulisan-tulisannya yang tajam dan kritis terhadap penjajahan Belanda, yang akhirnya membuatnya diasingkan ke Belanda.
Di sana, Ki Hajar Dewantara mempelajari berbagai pemikiran tokoh pendidikan dunia yang kelak menjadi dasar filosofi pendidikannya. Salah satu pandangan pentingnya adalah bahwa pendidikan bertujuan untuk memerdekakan manusia. Pandangan inilah yang ia jadikan sebagai batu dasar pendidikan Indonesia.

Apa arti “Manusia Merdeka” menurut Ki Hajar Dewantara?
Beliau Ketika kita mendengar kata “merdeka,” mungkin yang terlintas adalah kebebasan dari penjajahan atau belenggu. Namun, bagi Ki Hajar Dewantara, “manusia merdeka” berarti manusia yang selamat dan bahagia, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Menurutnya, tujuan pendidikan bukan sekadar mendapatkan nilai bagus atau ijazah untuk pekerjaan, tetapi lebih kepada mempersiapkan manusia yang dapat hidup dengan baik, sejahtera, dan memberi manfaat kepada lingkungannya. Bayangkan jika kita tidak pernah bersekolah. Kita tidak akan tahu cara membaca, menulis, atau berhitung. Kita tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik atau memahami dunia di sekitar kita. Di sinilah letak pentingnya pendidikan formal. Melalui pendidikan, kita mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang membantu kita menjadi manusia yang berilmu dan bermanfaat. Dari sinilah, dampak positif terhadap lingkungan sekitar, bahkan bangsa secara keseluruhan, dapat dimulai.
Contoh nyata dari manfaat pendidikan dapat dilihat pada profesi dokter. Bayangkan jika tidak ada seorang pun yang belajar biologi atau kedokteran. Penyakit akan sulit diatasi, dan angka harapan hidup akan menurun drastis. Namun, karena ada orang-orang yang dididik dalam ilmu ini, kehidupan manusia bisa diperpanjang, produktivitas meningkat, dan kesejahteraan bangsa pun ikut terdorong.

Pendidikan tidak hanya di Sekolah!
Meskipun pendidikan formal di sekolah sangat penting, pendidikan tidak harus terbatas pada ruang kelas. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa setiap orang bisa menjadi guru, setiap tempat bisa menjadi sekolah, dan setiap waktu adalah waktu untuk belajar. Kita bisa belajar dari pengalaman hidup sehari-hari, dari peristiwa baik maupun buruk di sekitar kita. Hal ini berarti bahwa pelajaran hidup bisa datang dari mana saja, dan setiap interaksi adalah kesempatan untuk belajar.
Senjata Terbesar untuk Kemajuan Bangsa
Pendidikan adalah salah satu senjata terbesar yang dimiliki suatu bangsa untuk mencapai kemajuan. Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan bukan sekadar alat untuk mengejar karier, melainkan sarana untuk memerdekakan individu dan masyarakat. Sekolah adalah salah satu tempat utama untuk belajar, tetapi bukan satu-satunya. Pendidikan sejati adalah proses seumur hidup yang terjadi di setiap aspek kehidupan kita.
Jadi, apakah sekolah itu penting? Ya, sekolah sangat penting, tetapi pendidikan yang sebenarnya jauh lebih luas daripada hanya duduk di bangku sekolah. Ini tentang bagaimana kita menjadi manusia yang merdeka, selamat, dan bahagia.
Sumber
- https://www.detik.com/edu/sekolah/d-5920155/mengapa-sekolah-diciptakan-ini-sejarah-awal-kemunculannya
- https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6698269/profil-ki-hadjar-dewantara-tokoh-pelopor-pendidikan-nasional
- https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-sosok-ki-hadjar-dewantara?fb_comment_id=3898744146884325_3899045896854150