
Pengertian Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) diperingati setiap tanggal 5 November. Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional pertama kali diprakarsai oleh Presiden Soeharto pada tahun 1993 dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 4 tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.
Melestarikan puspa dan satwa berarti menjaga keanekaragaman hayati. Puspa dan satwa sebagai bagian dari keanekaragaman hayati merupakan modal penting bagi pemenuhan kebutuhan dasar manusia serta penjaga keseimbangan ekosistem. Apalagi Indonesia menjadi salah satu negara megabiodiversity di dunia. Hal ini sangat berkaitan dengan penetapan tahun 2010 sebagai Tahun Internasional Biodiversity yang dideklarasikan PBB.
Tujuan Perayaan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
Tujuan dari penetapan tanggal 5 November sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional adalah untuk menumbuhkan dan mengingatkan pentingnya puspa dan satwa dalam kehidupan masyarakat. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) menyatakan, HCPSN memiliki tujuan untuk meningkatkan kepedulian, upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatannya secara berkelanjutan untuk kehidupan manusia.
Berdasarkan Keppres RI Nomor 4 Tahun 1993 tentang satwa dan bunga nasional, ada tiga jenis puspa dan tiga jenis satwa yang dinyatakan sebagai puspa dan satwa nasional, yaitu:
Puspa Nasional
- Bunga Melati Putih (Puspa Bangsa)
Bunga melati putih atau yang memiliki nama latin Jasminum sambac merupakan salah satu Bunga Nasional Indonesia. Bunga melati putih berukuran kecil dan akan mengeluarkan aroma yang harum ketika sudah mekar.
Selain dijadikan tanaman hias di pekarangan rumah, bunga melati putih biasa digunakan dalam upacara-upacara di Indonesia. Seperti upacara pernikahan, atau berbagai upacara adat lainnya.
Bunga melati putih dianggap melambangkan masyarakat Indonesia yang sederhana dan elok budi pekertinya. Inilah sebabnya bunga melati putih disebut juga sebagai Puspa Bangsa.
- Rafflesia Arnoldii (Puspa Langka)
Rafflesia Arnoldii atau Padma Raksasa dinyatakan sebagai bunga nasional dan ditetapkan sebagai puspa langka. Padma raksasa atau Rafflesia arnoldii merupakan tumbuhan parasit obligat yang tumbuh pada batang liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma.
Bunga ini tersebar di hutan pegunungan bawah Jawa Barat, hutan dataran rendah di sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah hutan dataran rendah Taman Nasional Meru Betiri, serta hutan tropis di Pulau Sumatera.
- Anggrek Bulan (Puspa Pesona)
Sejarah ditemukannya tanaman anggrek bulan terjadi pada abad ke-17. Rumphius disebut sebagai orang yang pertama kali menemukan spesies anggrek bulan di Ambon pada tahun 1750, yang kemudian diberi nama Epidendrum albummajus. Pada tahun 1973, Linnaeus memberikan nama Epidendrum amabila pada spesies anggrek bulan di Nusakambangan, yang kemudian diberi nama Phalaenopsis amabilis. Sejak saat itu sampai sekarang, anggrek bulan dikategorikan dalam genus Phalaenopsis (Rukmana, 2008). Anggrek bulan adalah salah satu spesies dari genus Phalaenopsis yang dianggap cukup penting karena peranannya sebagai induk dapat menghasilkan berbagai keturunan atau hibrida. Keistimewaan lainnya adalah mampu berbunga sepanjang tahun dengan masa rata-rata berbunga selama satu bulan (Iswanto, 2008).
Satwa Nasional
- Komodo
Komodo atau juga disebut biawak komodo merupakan satwa endemik asli Indonesia dan spesies kadal terbesar di dunia. Hewan ini banyak ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka memiliki kepala panjang dan rata dengan moncong bulat, kulit bersisik, kaki bengkok, dan ekor besar berotot. Panjangnya bisa mencapai 10 kaki dan beratnya lebih dari 150 Kilogram.
- Ikan Siluk Merah
Arwana Asia dalam bahasa latinya (Scleropages formosus), atau Siluk Merah ialah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan, bersifat predator seperti kerabat dekatnya ikan Arapaima gigas. Arwana adalah ikan bertulang air tawar dari keluarga Osteoglossidae, juga dikenal sebagai bonytongues.
Sejak tahun 1975, arwana dilindungi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITIES). Menurut CITIES, ikan ini termasuk dalam kategori spesies langka. Ikan Siluk Merah juga terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus “terancam punah” oleh IUCN sejak tahun 2004.
- Elang Jawa
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan suatu spesies elang berukuran sedang endemik yang hanya ada di pulau Jawa. Elang Jawa juga disebut sebagai inspirasi dari burung Garuda, Lambang Negara Indonesia karena para pendiri bangsa kala itu banyak menjumpai Elang Jawa. Sayangnya, Elang Jawa terancam punah karena pembangunan pesat pulau Jawa dan juga perburuan massal oleh para pemburu yang tak bertanggung jawab.
Elang Jawa dahulu kala ditemukan di berbagai sudut hutan-hutan dan lereng gunung pulau Jawa. Namun sekarang burung ini jarang ditemukan di luar lereng lereng gunung, hanya sesekali ditemukan di wilayah perhutanan.
Maskot Identitas Puspa dan Satwa 34 Provinsi di Indonesia

- Daerah Istimewa Aceh
Flora: Bunga Jeumpa / Cempaka Wangi.
Fauna: Burung Ceumpala Kuneng / Kucica ekor-kuning.
- Sumatera Utara
Flora: Kenanga.
Fauna: Burung Beo Nias.
- Sumatera Barat
Flora: Murbei.
Fauna: Burung Kuau Raja.
- Sumatera Selatan
Flora: Duku.
Fauna: Ikan Belida.
- Provinsi Riau
Flora: Nibung.
Fauna: Burung Serindit.
- Kepulauan Riau
Flora: Sirih.
Fauna: Ikan Kakap.
- Bengkulu
Flora: Rafflesia Arnoldii.
Fauna: Beruang Madu.
- Jambi
Flora: Pinang Merah.
Fauna: Harimau Sumatera.
- Lampung
Flora: Bunga Asar.
Fauna: Gajah Sumatera.
- Kepulauan Bangka Belitung
Flora: Nagasari / Nyatuh Pucung.
Fauna: Mantilin / Tarsius.
- Provinsi Banten
Flora: Kokoleceran.
Fauna: Badak Jawa.
- Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Flora: Salak Condet.
Fauna: Burung Elang Bondol .
- Daerah Istimewa Yogyakarta
Flora: Kepel / Burahol.
Fauna: Burung Perkutut.
- Jawa Barat
Flora: Gandaria.
Fauna: Macan Tutul Jawa.
- Jawa Tengah
Flora: Kantil.
Fauna: Burung Kepodang Emas.
- Jawa Timur
Flora: Sedap Malam.
Fauna: Ayam bekisar.
- Provinsi Bali
Flora: Majegau.
Fauna: Burung Jalak Bali.
- Nusa Tenggara Barat
Flora: Ajan Kelicung.
Fauna: Rusa Timor.
- Nusa Tenggara Timur
Flora: Cendana.
Fauna: Biawak Komodo.
- Kalimantan Barat
Flora: Tengkawang Tungkul / Meranti Merah Menyala.
Fauna: Burung Enggang Gading.
- Kalimantan Selatan
Flora: Kasturi.
Fauna: Bekantan.
- Kalimantan Tengah
Flora: Tenggaring / Rambutan.
Fauna: Kuau Kerdil Kalimantan / Merak.
- Kalimantan Timur
Flora: Anggrek Hitam.
Fauna: Pesut Mahakam.
- Kalimantan Utara
Flora: Anggrek Hitam.
Fauna: Pesut Mahakam.
- Gorontalo
Flora: Gofasa, gupasa.
Fauna: Ikan Bulalao.
- Sulawesi Utara
Flora: Longusei.
Fauna: Tangkasi.
- Sulawesi Tengah
Flora: Eboni.
Fauna: Burung Maleo Senkawor.
- Sulawesi Barat
Flora: Cempaka hutan kasar.
Fauna: Burung Mandar Dengkur.
- Sulawesi Tenggara
Flora: Anggrek Serat.
Fauna: Anoa.
- Sulawesi Selatan
Flora: Lontar / Siwalan.
Fauna: Burung Julang Sulawesi.
- Provinsi Maluku
Flora: Bunga Anggrek Larat.
Fauna: Burung Nuri raja Ambon.
- Maluku Utara
Flora: Cengkeh.
Fauna: Burung Bidadari Halmahera.
- Papua
Flora: Buah merah.
Fauna: Burung Cendrawasih 12 Kawat.
- Papua Barat
Flora: Matoa.
Fauna: Burung Cendrawasih Merah.
Cara Pelestarian Puspa dan Satwa Nasional

- Membangun tempat perlindungan
Ada beberapa jenis flora dan fauna yang sudah mulai punah karenanya perlu dibangun tempat khusus untuk melindungi mereka. Misalnya, suaka margasatwa ujung kulon yang merupakan tempat khusus untuk melindungi kawanan badak bercula satu yang sudah sangat sedikit jumlahnya.
- Membangun tempat rehabilitasi
Pembangunan tempat rehabilitasi ini perlu dilakukan untuk tetap mempertahankan kehidupan flora dan fauna. Seperti orang utan di tanjung puting Kalimantan, hutan wanariset samboja, kutai Kalimantan dan pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
- Menerapkan program pembangunan berkelanjutan
Flora dan fauna terancam karena berbagai program pembangunan proyek gedung pencakar langit dan bangunan lainnya yang seringkali tidak memperhatikan aspek lingkungan. Jadi, pemerintah sangat perlu membuat sebuah undang-undang untuk mengatur pembangunan yang berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan dan ramah lingkungan.
- Menetapkan status flora dan fauna
Perlu dilakukan penetapan status pada flora dan fauna terutama yang terancam punah supaya tidak terjadi perburuan terhadap mereka. Pemerintah juga harus membuat undang-undang tegas dengan melakukan tindakan jika ada yang berusaha menyelundupkan atau memburu flora dan fauna yang sudah diberi status dilindungi.
- Melakukan usaha pelestarian hutan
Pemerintah harus menindak tegas para pencuri kayu atau illegal logging, memperbaiki kondisi hutan, melakukan reboisasi dan melakukan tebang pilih supaya hutan tetap terjaga kehidupannya dan makhluk yang ada di dalamnya agar terhindar juga dari erosi tanah yang menjadi penyebab flora dan fauna mulai punah.
- Melakukan budidaya
Budidaya juga bisa menjadi salah satu cara upaya pelestarian flora dan fauna yang dilindungi. Misalnya budidaya penyu, dengan budidaya ini penyu dikembangbiakan dengan baik dan setelah penyu mampu mandiri kemudian para penyu dilepas ke habitat aslinya.
- Melakukan penyuluhan dan pendidikan
Memberikan pemahaman bahwa flora dan fauna sangat penting bagi kehidupan akan membuat anak menjadi sadar dan tidak merusak lingkungan.
Sumber
- Rafflesia Arnoldii – Tribunnewswiki.com Mobile
- Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 5 November & Tujuan HCPSN
- Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional – himasta (unpad.ac.id)
- Bunga Nasional Indonesia yang Dijuluki Puspa Bangsa, Puspa Pesona, dan Puspa Langka – Tribun Travel (tribunnews.com)
- Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2021, Berikut Maskot Flora dan Fauna 34 Provinsi Indonesia – Jatim Network
- Ulasan Lengkap tentang Hewan Komodo Kadal Terbesar di Dunia – Tagar.id
- Cara Melestarikan Flora dan Fauna – Ilmugeografi.com
- 2BL01062.pdf (uajy.ac.id)
- Arwana Asia dalam bahasa latinya (Scleropages formosus), atau Siluk Merah ialah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini (serangkota.go.id)
- Ikan Siluk Merah, Satwa Pesona Nusantara | Alamendah’s Blog