Coral Bleaching

Pengertian Coral Bleaching

Fenomena coral bleaching merupakan kondisi dimana terumbu karang kehilangan pigmentasi karena keluarnya alga endosimbiotik (zooxanthellae) yang tinggal di dalam kerangka kalsium karang tersebut. Tanpa adanya zooxanthellae, karang hanya kerangka kalsium karbonat tanpa warna, jika kondisi ini berlangsung terlalu lama, karang akan mengalami stress, kelaparan hingga menjadi putih karena tidak ada asupan makanan dan energi dari alga. Pada tingkat lanjut memutihnya warna karang diikuti oleh kematian. 

Penyebab Terjadinya Coral Bleaching

Zooxanthella adalah mikroalgae dari kelompok dinoflagellata yang hidup sebagai simbion didalam jaringan endoderm karang. Koloni karang menjadi putih ketika ditinggalkan oleh zooxanthella karena warna karang ditentukan oleh pigmen yang ada di dalam zooxanthella. Zooxanthella tidak hanya hidup dijaringan karang keras tetapi juga hidup di karang lunak, zoanthid dan anemone serta di tridacna atau kima. Sehingga bila terjadi bleaching tidak hanya karang keras yang memutih tetapi semua hewan yang bersimbiose dengan zooxanthella.

Penyebab utama bleaching adalah terjadinya perubahan suhu air laut diatas atau dibawah normal. Karang tumbuh dengan baik atau optimal dilaut tropis pada suhu 28-29°C. Bila terjadi kenaikan suhu 23°C diatas atau dibawah normal dalam kurun waktu antara 1- 2 minggu maka karang akan menunjukkan tanda-tanda terjadinya bleaching. Bila suhu naik atau turun berlanjut hingga satu bulan maka seluruh koloni karang, karang lunak, anemone dan zoanthid akan memutih dan akan mengalami kematian bila kenaikan suhu atau penurunan suhu hingga mencapai minggu ke enam.

Penyebab terjadi kenaikan massa air laut pada umumnya akibat adanya peristiwa El Nino dan masa air laut yang hangat ini biasanya muncul dari  lautan Pasifik, laut sekitar Australia, Laut Cina selatan atau kadang muncul di Andaman Sea. Penyebab munculnya massa air hangat ini sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Penyebab terjadinya bleaching di bagian barat Sumatera bagian selatan, kadang-kadang disebabkan oleh turunnya suhu dibawah normal (dibawah 26°). Penurunan suhu ini biasanya bersamaan dengan adanya Indian Ocean Dipolemode, dimana masa air dingin  dibawa hingga disebelah barat Sumatera.  Kejadian bleaching ini sebenarnya merupakan bencana alam bagi karang karena setiap kejadian bleaching kematian karang dapat mencapai 80- 90%. 

Contoh Fenomena Coral Bleaching yang terjadi di Dunia

Dalam dua dekade terakhir telah terjadi beberapa insiden pemutihan karang yang meluas di banyak terumbu karang dunia. Berikut adalah Insiden pemutihan karang dari masa ke masa :

  1. Tahun 1997 – 1998

Pemutihan ringan dimulai pada akhir Januari 1998 dan diintensifkan pada Februari/Maret. Survei udara yang ekstensif terhadap 654 terumbu karang menunjukkan bahwa 74% terumbu karang di perairan pantai dan 21% terumbu karang lepas pantai memiliki tingkat pemutihan sedang hingga tinggi. Sebagian besar terumbu pulih sepenuhnya, dengan kurang dari 5% terumbu di pantai mengalami kematian karang yang tinggi. Terumbu karang yang paling parah terkena dampak berada di daerah Palm Island, di mana hingga 70% karang mati.

  1. Tahun 2001 – 2002

Survei udara mengungkapkan pemutihan pada 54% dari 641 terumbu karang yang diamati. Hampir 41% terumbu karang lepas pantai dan 72% terumbu karang pantai memiliki tingkat pemutihan sedang atau tinggi. Pemulihan terumbu karang secara umum baik, dengan kurang dari 5% terumbu karang mengalami kematian yang tinggi.

  1. Tahun 2005 – 2006

Pada bulan Januari dan Februari 2006, terjadi peristiwa pemutihan karang di sekitar Kepulauan Keppel. Meskipun pemutihan sebagian besar terbatas pada wilayah ini, tingkat pemutihan lebih buruk daripada tahun-tahun sebelumnya. Hingga 98% karang memutih di beberapa terumbu, mengakibatkan hampir 39% kematian di dataran terumbu dan 32% di lereng terumbu.

  1. Tahun 2008 – 2011

Pada tahun 2008-2011, musim panas ekstrem terjadi bersamaan dengan curah hujan yang sangat tinggi di Queensland. Hal ini menyebabkan banjir dan pembuangan air tawar dalam jumlah besar ke terumbu dekat pantai, yang mengakibatkan pemutihan terumbu karang. Pemutihan massal ini juga mempengaruhi terumbu karang di sepanjang pantai Australia Barat pada 2010–2011. Ini adalah pemutihan karang air hangat pertama yang tercatat untuk beberapa situs termasuk surga hiu paus, Ningaloo Reef.

  1. Tahun 2016 

Pada tahun 2016, rekor suhu laut menyebabkan pemutihan karang yang meluas di Great Barrier Reef. Pemutihan ini adalah yang paling luas dan parah di wilayah Far Northern, antara Cape York dan Port Douglas. Di sini, intensitas pemutihan digolongkan sebagai ‘parah’. Berdasarkan survei pemantauan di dalam air, kematian karang secara keseluruhan mencapai 22% untuk seluruh Great Barrier Reef.

  1. Tahun 2017

Pemutihan karang yang parah mempengaruhi sepertiga bagian tengah Great Barrier Reef pada awal 2017 terkait dengan suhu permukaan laut yang luar biasa hangat dan akumulasi tekanan panas. Pemutihan massal berturut-turut (2016 dan 2017) ini belum pernah terjadi sebelumnya dan secara kolektif memengaruhi dua pertiga Great Barrier Reef. 

  1. Tahun 2020

Pada tahun 2020, Great Barrier Reef mengalami peristiwa pemutihan paling luas yang pernah tercatat. Sekitar 2.300 kilometer terumbu karang di pesisir mengalami pemutihan parah, mulai dari Selat Torres di utara, hingga batas selatan Karang. Ini menandai peristiwa pemutihan massal ketiga di Karang dalam lima tahun, dengan sebagian dari Karang selatan mengalami pemutihan ekstensif untuk pertama kalinya.

Peristiwa Coral Bleaching yang pernah terjadi di Indonesia :

  1. Bali 

Pada tahun 2016, beberapa lokasi seperti daerah pariwisata Bali Hai, Pelabuhan Buyuk, Desa Suana dan Pantai Kristal Bay di Perairan Nusa Penida mengalami pemutihan karang. Hal itu terjadi karena adanya peningkatan di suhu permukaan laut (SPL). Pemantauan yang dilakukan oleh Coral Triangle Center (CTC) pada 1 Maret 2016 menunjukkan bahwa wilayah daerah pariwisata Bali Hai telah terjadi pemutihan karang sebesar 30% dengan kematian karang sebesar 7% dan sisanya masih dalam keadaan sehat. Karang yang sehat menunjukkan karang mampu bertahan dari peristiwa pemutihan karang (Nuryana et al.,2018).

  1. Natuna

Hot spots diperkirakan telah menyebabkan terjadinya pemutihan dan kematian terumbu karang di Perairan Laut Natuna bagian Selatan (Rudi, 2012). Hot spot terbentuk akibat adanya kenaikan Suhu Permukaan Laut (SPL). Rudi (2012) mengatakan bahwa pemutihan karang massal di Perairan Laut Natuna bagian Selatan diperkirakan terjadi pada pertengahan tahun 2010. Namun, pengambilan data dilakukan pada bulan November 2010, sehingga rata-rata jumlah koloni yang mengalami pemutihan cukup rendah, berkisar 1–7 koloni/ transek. Hasil tersebut berhubungan dengan suhu permukaan laut yang sudah kembali normal dari pertengahan hingga akhir tahun 2010. Sehingga, karang yang masih bertahan hidup dan memiliki jaringan lunak berangsur pulih dari pemutihan. Namun, sisa karang yang mati akibat pemutihan terlihat telah ditumbuhi makro alga.

  1. Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, Nusa Tenggara Barat

TWP Gili Matra adalah salah satu kawasan konservasi perairan yang terletak di bagian Utara Pulau Lombok. Wildlife Conservation Society (WCS) dan BKKPN pada tahun 2012 melakukan kajian ekologi di TWP Gili Matra hingga pertengahan tahun 2016. Hasil kajian menunjukkan bahwa TWP Gili Matra terkena pemutihan karang. Hal itu terjadi karena karang yang tidak dapat mentoleransi kenaikan suhu perairan. Penurunan kualitas ekosistem terumbu karang yang terjadi di TWP Gili Matra berasal dari perubahan iklim global yang menyebabkan pemutihan karang masal. Namun, terdapat beberapa jenis karang muda yang mampu bertahan dari peristiwa tersebut. Hal itu dapat memberikan perubahan struktur komunitas karang di TWP Gili Matra dari sebelumnya secara substansial (Setiawan et al., 2017)

Dampak Negatif Coral Bleaching bagi Laut dan Makhluk Hidup

Coral bleaching dapat mempengaruhi laut dan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya karena jika karang karangan mati, terumbu karang kemungkinan juga tidak akan kembali. Karena coral bleaching, karang karangan yang hidup akan kesulitan untuk bereproduksi sehingga seluruh ekosistem terumbu karang terkuras.

Terumbu karang dianggap sebagai rumah bagi ribuan demi ribuan hewan laut, dari penyu hingga cumi cumi hingga bintang laut, semuanya sangat bergantung pada terumbu karang. Di dalam suatu ekosistem terumbu karang, makhluk hidup lautan dapat hidup, mencari makan, berlindung, dan juga berkembang biak.

Selain itu terumbu karang juga dapat melindungi ekosistem di luar terumbu karang itu sendiri. Satu contoh adalah ekosistem pantai dimana terumbu karang dapat berperan dalam menurunkan energi ombak, dan energi ombak yang besar menjadi salah satu penyebab dari abrasi pantai.

Dengan keadaan terumbu karang yang semakin tidak meyakinkan, ribuan spesies hewan laut ini dapat mengalami kelangkaan dan kepunahan. Energi yang berasal dari ombak juga tidak dihambat, sehingga abrasi pantai semakin meningkat. Abrasi pantai akan mengancam kehidupan orang orang yang tinggal di pesisir pantai.

Penanggulangan dan Pencegahan Coral Bleaching

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya coral bleaching diantaranya adalah: 

  1. Kurangi Pemakaian Pupuk dan Pestisida Kimia

Mungkin kita berpikir bahwa kebun kita memiliki jarak yang jauh dari ekosistem terumbu karang namun ada kemungkinan dimana pupuk dan pestisida yang kita gunakan berakhir di muara sungai menuju ekosistem terumbu karang

  1. Jangan Mencemari Ekosistem

Jangan pernah membuang sampah, limbah dan menyebarkan polusi di sekitar ekosistem terumbu karan

  1. Hindari Berlabuh di Sekitar Karang

Jika kita sedang melihat terumbu karang, sebisa mungkin hindari berhenti di sekitar terumbu karang

  1. Hindari Kontak Langsung

Jika kita sedang diving atau snorkeling, jangan pernah untuk menyentuh atau membiarkan peralatan menyentuh karang karena ini akan membuat mereka terancam sehingga berbahaya untuk mereka

  1. Bergabung ke Dalam Komunitas

Kita bisa bergabung ke dalam suatu komunitas yang bergerak dalam pemutihan karang (Coral Bleaching) sehingga dengan itu kita bisa tau hal – hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengurangi kejadian pemutihan karang. 

Sumber :

FOSCA – Forum of Scientist Teenagers – 2021 (kirfosca.com)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top