Halo Sobat FOSCA! Kembali lagi dengan artikel yang gak kalah serunya nih guys. Yup seperti judulnya, kali ini kita bakal bahas sesuatu yang menarik dan cukup jarang dibahas, barangkali ada yang baru tau nih. Sebenarnya planet itu mengapung, terbang, atau malah melayang-melayang deh? Penasaran? Tanpa berlama-lama lagi, cusss scroll ke bawah yak!
Planet?? Oh, Kayak Bumi Kita Kan?
Yes, kayak Bumi tempat kamu tinggal… Yok mana nih, suaranya para penghuni Bumi? Sebagai penghuni Bumi yang teredukasi, kita harus tau dahulu sebenarnya apa sih pengertian planet sendiri. Planet adalah benda langit yang mengorbit mengelilingi Matahari, memiliki massa dan gaya gravitasi sendiri, serta memiliki bentuk kesetimbangan hidrostatik (hampir bulat).
Planet-planet dalam tata surya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam (interior planets) adalah planet yang berada di dalam garis edar bumi mengelilingi matahari, termasuk Merkuri, Venus, Bumi, dan Mars. Sementara itu, planet luar adalah planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih panjang daripada planet Bumi ke matahari, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
All About Planets!
Kalian pasti sering mendengar Bima Sakti kan? Kira-kira ada berapa planet ya? Nah, di dalam Galaksi Bima Sakti, terdapat 8 planet yang mengitari matahari, seperti yang sudah dijelaskan dalam segmen sebelumnya. Pada awalnya jumlah planet yang masuk dalam daftar planet yang mengitari matahari sebanyak 9 planet sebab Pluto masuk hitungan. Namun setelah diteliti lebih lanjut, Pluto tidak memenuhi unsur-unsur penting yang harus dimiliki sebuah planet. Lantaran, pada tahun 2006, Pluto dikeluarkan dari jajaran planet dalam Galaksi Bima Sakti.
Bersumber dari Live Science, unsur sebuah planet antara lain:
- Benda angkasa yang mengorbit pada matahari.
- Memiliki gravitasi yang cukup untuk membentuk dalam lingkaran.
- Saat planet bergerak, dia harus bisa membersihkan ruang di sekitarnya dari benda lain.
Tetapi apakah alam semesta hanya terdiri dari ke-delapan planet tersebut? Dapat dipastikan tidak begitu ya, Sobat FOSCA. Galaksi pun bukan hanya Bima Sakti sendiri. Maka dari itu, simak fakta-fakta berikut yuk!
- Exoplanet
Pertama, ialah Exoplanet! Exoplanet diartikan sebagai ekstrasurya, atau planet diluar tata surya. Sebagian besar planet sulit terlihat, membutuhkan teleskop khusus seperti Kepler dan Hubble. Ketika planet melintas di depan bintang, akan terlihat bayangan yang disebut transit. Tetapi hanya planet besar yang dapat terlihat. Beberapa teknik lebih modern digunakan untuk mendeteksi planet diluar tata surya.
NASA mengumpulkan jumlah planet pertama yang ditemukan di luar tata surya pada tahun 1992. Dan tahun 2019 telah ditemukan lebih dari 4000 exoplanet. Namun, seiring berkembangnya teknologi informasi, pastinya makin banyak exoplanet yang ditemukan.
Penemuan Exoplanet pertama dikonfirmasi oleh Michael Mayor bersama rekannya, Didier Queloz pada 6 Oktober 1995. 51 Pegasi b, merupakan planet yang mengorbit bintang deret utama. Sekitar 3 hari lalu, ditemukan exoplanet terbaru dan sala satu yang teringan di alam semesta, yaitu Proxima Centauri d.
- Kepler-452b
NASA menemukan planet Kepler-452b pada tahun 2015 dan membuat gaduh di komunitas ilmiah. Planet yang juga dijuluki NASA sebagai Coruscant ini adalah planet mirip Bumi pertama di zona layak huni, yang menyebabkan Kepler-452b dijuluki Bumi 2.0 atau sepupu Bumi.
Kepler-452b memiliki diameter 60 persen lebih besar dari Bumi dan dijuluki sebagai Bumi ekstrasurya. Saat ini, masih belum diketahui apakah Kepler-452b adalah planet berbatu seperti Bumi dan memiliki lingkungan yang layak huni. Diperkirakan, Kepler-452b telah berusia 6 miliar tahun, dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan di planet ini untuk mengonfirmasi statusnya.
Proses Pembentukan Planet
Nah Sobat FOSCA, karena kita sudah membahas mengenai pengertian planet dan macam-macam planet di jagat raya, mari masuk lebih dalam lagi ke teori proses terbentuknya planet, yuk!
Menurut pemahaman manusia modern saat ini, bintang dan planet-planet terbentuk dari awan debu dan gas yang runtuh yang disebut nebula. Ketika nebula runtuh ke dalam gravitasinya sendiri, dia akan menarik materi-materinya sehingga terkompresi dan, pada gilirannya, akan memanas, memadat dan membentuk bintang muda baru.
Planet terbentuk di dalam piringan debu dan gas yang mengelilingi bintang muda tersebut, di mana piringan debu dan gas ini disebut sebagai cakram protoplanet. Sistem planet, seperti halnya sistem planet kita, seperti merupakan “produk sampingan” dari pembentukan bintang.
Gravitasi bintang yang baru lahir mengumpulkan sisa gas dan debu di dalam sebuah cakram protoplanet yang mengorbitnya. Penggumpalan dalam piringan ini mengumpulkan lebih banyak dan lebih banyak lagi materi, sampai gravitasi mereka sendiri cukup kuat untuk mengkompres mereka ke dalam objek padat berbentuk bulat yang kita kenal sebagai planet.
Jadi, Planet tuh Sebenarnya Mengapung, Terbang, Melayang, atau Jatuh sih?!
Sobat FOSCA, kalian pasti tidak asing lagi dengan gambar tata surya beserta planet di dalamnya dalam bidang 2 dimensi, seperti ini:
Kalau yang 3 dimensi?
Nah pernahkah kalian berpikir bahwa ada semacam bidang yang menahan semua planet, bintang dan benda-benda langit lainnya agar tidak “jatuh”? Ternyata beberapa ilmuwan pernah melakukan studi tentang ini. Bidang tak kasat mata tersebut dijuluki aether atau ether (void) , yang dipercaya merupakan elemen kelima (setelah api, udara, air, dan bumi) dalam kimia dan fisika pada zaman alkemis abad pertengahan, Hindu, Yunani, Jepang, dan Bon Tibet.
Aether sendiri adalah material yang diyakini mengisi alam semesta di luar lingkup terestrial, biasanya disebut sebagai Luminiferous aether sebagai medium atau orbit Bumi untuk mengelilingi Matahari menggunakan cahaya. Dan hebatnya, konsep aether dipakai dalam beberapa teori yang menjabarkan sejumlah fenomena alam, seperti perjalanan cahaya dan gravitasi.
Fun Fact! #1
Babilonia Kuno mempercayai bahwa langit adalah elemen kelima, sedangkan dalam Tiongkok, terdapat paham Wu-Xing (fenomena alam) yang menganggap besi sebagai elemen kelima.
Aether disimbolkan Quintessence (𝓠) dalam bahasa Latin.
Yah.. Sayangnya, dalam eksperimen Michelson-Morley pada tahun 1887, aether dibuktikan tidak nyata! Terlebih lagi, terobosan teori relativitas Einstein dapat menjelaskan pembuktian eksperimen tersebut. Loh??! Terus kira-kira apa yang menahan planet dalam orbitnya?
Konsep tentang aether tidak dapat digunakan ketika kita memasukki tata surya dalam 4 dimensi. Kira-kira begini tampaknya:
Bagaimana Sobat FOSCA? Apa sudah cukup bingung melihat gambar ini? Sama.. Mimin FOSCA juga bingung 🙁 Tetapi jangan khawatir ya! Siapkan popcorn atau makanan apapun, karena kita akan mulai mempelajari keajaiban dimensi keempat tata surya!
Mudahnya, Matahari terus bergerak mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti, dan planet-planet yang mengelilinginya pun ikut bergerak maju bersama Sang Matahari. Gerakan helix atau spiral tidak seratus persen benar, karena sejatinya sudut kemiringan revolusi planet adalah 60 derajat. Jadi, yang tepat menggambarkan pergerakan planet dan matahari adalah:
Fun Fact! #2
Matahari berkecepatan 782.000 km/jam dan butuh 226 juta tahun untuk mengelilingi pusat Bima Sakti sekali! Sejak pembentukannya 4,6 miliar tahun yang lalu, Matahari baru mengelilingi pusat Bima Sakti sebanyak 20,4 kali, terlebih lagi keduanya dipisahkan jarak 26.000 tahun cahaya dan akan terus berputar sebanyak 31 kali sampai bahan bakar hidrogen dalam intinya habis.
Eh tetapi, pertanyaan besarnya belum terjawab nih. Hahaha, sudah karatan belum nunggunya? Drum rolls please…
Di antara Sobat FOSCA yang lagi baca sekarang, ada gak yang tahu apakah planet melayang, terbang, mengapung, atau jangan-jangan jatuh ya? Well, sebelum itu, mari kita tilik lebih dalam arti dari kata-kata tersebut ya gengs!
- Melayang: teknik terbang untuk melintasi massa udara, dapat memiliki perbedaan kecepatan yang signifikan.
- Terbang: bergerak atau melayang di udara dengan tenaga sayap atau tenaga mesin.
- Mengapung: mengambang; terkatung-katung di permukaan air (tidak tenggelam).
- Jatuh: turun atau meluncur ke bawah karena gaya gravitasi.
Tata surya, sebagai sistem antariksa, saling terikat oleh gaya tarik gravitasi. Gaya sebesar ini ada yang berasal dari Matahari (sebesar 274 m/s²), yang membuat planet-planet di sekelilingnya berputar pada porosnya, istilahnya rotasi. Gaya ini pun juga membuat para planet berputar mengelilingi Matahari pada orbit dan kecepatannya masing-masing, peristiwa ini disebut revolusi.
Ruang waktu yang terbentang di tata surya bagaikan kain, dan benda-benda langit berada di atas kain tersebut. Benda dengan massa lebih berat tentunya masuk ke dalam lengkungan kain lebih dalam, menciptakan sebuah “sumur gravitasi”. Sedangkan planet seakan-akan menggelinding menuju lengkungan yang lebih dalam, selayaknya bola kelereng. Jadi, ya— sejujurnya, kita belum tahu pasti istilah yang tepat untuk menggambarkan peristiwa ini. Ada yang menyebutnya jatuh, atau berguling, bahkan ada pula yang menyebutnya berdansa! Itu semua ditentukan olehmu dan kreativitasmu. Eh tetapi jangan sampai bikin kamu overthinking karena mikirin ini malem-malem yak! Peace out!
Fun Fact! #3
Gravitasi tidak merata di seluruh permukaan Bumi akibat perbedaan distribusi beban pada bentuk muka Bumi yang bergumpal dan tidak rata.
Sources :
https://www.tokopedia.com/blog/urutan-planet-edu/
https://www.suara.com/tekno/2021/11/17/112500/pengertian-dan-nama-nama-planet-di-sistem-tata-surya
https://www.idntimes.com/science/discovery/eka-amira-yasien/daftar-planet-paling-tua-di-jagat-raya
https://www.thoughtco.com/aether-in-alchemy-and-science-604750
https://en.wikipedia.org/wiki/Luminiferous_aether
https://en.wikipedia.org/wiki/Aether_(classical_element)
https://id.wikipedia.org/wiki/Terbang_melayang
https://id.wiktionary.org/wiki/terbang
https://id.wiktionary.org/wiki/mengapung
https://nia.wiktionary.org/wiki/jatuh