Hari Wayang Nasional 2021

Halo Sobat FOSCA ,Kalian tauu gaa kalau tanggal 7 November 2021 diperingati sebagai Hari Wayang Nasional?

Nah kira-kira kenapa apa yaa sejarah terbentuk dan perkembangan wayang? Apa sih tujuan diadakannya Hari Wayang Nasional? Lalu apa saja jenis-jenis, fungsi, contoh pertunjukan juga cara melestarikan wayang?

Penasaran??

Yuk simak penjelasan dibawah ini!

Pengertian Wayang

Wayang merupakan salah satu dari berbagai warisan kebudayaan masa lampau di Indonesia. Seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang. Wayang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Oleh karena itu wayang dianggap memiliki nilai sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia.

Sejarah Wayang

Mengenai saat kelahiran budaya wayang, Ir. Sri Mulyono dalam bukunya Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang (1979), memperkirakan wayang sudah ada sejak zaman neolithikum, yaitu 1.500 tahun sebelum Masehi. Pendapatnya itu didasarkan atas tulisan Robert von Heine-Geldern Ph. D, Prehistoric Research in the Netherland Indie (1945) dan tulisan Prof. K. A.H. Hidding di Ensiklopedia Indonesia halaman 987. Kata ‘wayang’ diduga berasal dari kata ‘wewayangan’, yang artinya bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang memainkan wayang, dan penonton di balik kelir itu.

Wayang lahir dari para cendikia nenek moyang suku Jawa di masa silam. Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga bentuknya masih sangat sederhana. Wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa. Pada periode selanjutnya, penggunaan bahan-bahan lain seperti kulit binatang buruan atau kulit kayu mulai dikenal dalam pembuatan wayang. Adapun wayang kulit tertua yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke 2 Masehi.

Perkembangan wayang terus terjadi. Cerita-cerita yang dimainkan semakin berkembang. Masuknya agama Hindu di Indonesia pun telah menambah khasanah kisah-kisah yang dimainkan dalam pertunjukan wayang. Kisah Mahabrata dan Ramayana merupakan 2 contoh kisah yang menjadi favorit pada zaman Hindu Budha di masa itu. Kedua epik ini dinilai lebih menarik dan memiliki kesinambungan cerita yang unik sehingga pada abad ke X hingga XV Masehi, kedua kisah inilah justru yang menjadi cerita utama dalam setiap pertunjukan wayang.

Kesukaan masyarakat Jawa pada seni pertunjukan wayang pada masa tersebut juga berpengaruh terhadap proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Misalnya ketika Sunan Kali Jaga berdakwah, beliau akan menggelar pertunjukan wayang dan memainkannya untuk mengundang banyak orang datang. Dari perkembangannya, pertunjukan wayang juga mulai diiringi dengan segala perlengkapan alat musik tradisional gamelan dan para sinden. Kedua pelengkap ini dihadirkan Sunan Kalijaga untuk menambah semarak pertunjukan wayang sehingga lebih menarik untuk di tonton.

Wayang kini kian dikenal. Beberapa jenis wayang juga sudah dikembangkan untuk memperkaya khasanah dunia perwayangan. Beberapa contoh wayang tersebut misalnya wayang golek, wayang orang, Wayang Kulit, Wayang Kayu, Wayang Orang, Wayang Rumput, dan Wayang Motekar.

Tujuan Hari Wayang diadakan

Wayang telah tumbuh dan berkembang menjadi aset budaya nasional yang memiliki nilai sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Penetapan Hari Wayang Nasional juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap wayang Indonesia.

Jenis jenis Wayang

Wayang kulit yaitu wayang yang terbuat dari kulit kerbau atau sapi. Proses pembuatannya harus dikeringkan dahulu, lalu dibentuk sesuai karakter tokoh-tokoh dalam pewayangan. Hasil akhirnya nanti diberi sentuhan warna dan ornamen hiasan pada bagian-bagian tertentu. Wayang kulit ini yang paling sering kita temukan dalam pertunjukan wayang.

2. Wayang Golek

Wayang Golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Dalam perkembangannya, ada tiga jenis wayang golek yaitu wayang golek papak, wayang golek purwa, dan wayang golek modern. 

Wayang Golek papak atau cepak adalah kesenian wayang yang berkembang di Cirebon. Dalang biasanya akan membawakan kisah atau babad dalam bahasa Cirebon. Wayang golek purwa umumnya menceritakan secara khusus lakon Mahabharata dan Ramayana dengan pengantar Bahasa Sunda. Sedangkan wayang golek modern memiliki alur cerita yang sama seperti wayang purwa, hanya saja dilengkapi dengan teknologi modern seperti lampu, gambar latar, dan efek-efek

3. Wayang Suket

Wayang Suket merupakan bentuk tiruan dari figur wayang kulit, hanya saja dibuatnya dari rumput atau dalam bahasa Jawa disebut suket. Wayang suket biasanya digunakan sebagai alat permainan atau dolanan anak-anak desa saat menggembalakan ternak.

Kehadiran wayang suket berawal dari keinginan kuat Kasan Wikrama Tunut (Mbah Gepuk), seorang petani yang berasal dari Dukuh Kemangunan, Desa Wlahar, Kecamatan Rembang, Purbalingga, untuk membuat wayang dan mendalang. Namun karena harga bahan baku kulit tidak murah, maka timbul ide menggunakan rumput atau alang-alang liar yang bisa diperoleh secara gratis. Jenis rumput yang digunakan adalah rumput kasuran. Bentuk rumput kasuran sebenarnya hampir sama dengan rumput lainnya, hanya tidak cepat putus dan pada bagian tengah daun memiliki lubang. 

4. Wayang Motekar

Wayang Motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang (shadow puppet theater) atau di dalam kebudayaan Sunda, Jawa, dan Indonesia pada umumnya dikenal dengan sebutan wayang kulit.

Tapi, bedanya, jika wayang kulit atau seperti semua bentuk shadow puppet itu berupa pertunjukan bayang-bayang (shadow) satu warna hitam; sedangkan Wayang Motekar telah menemukan teknik baru sehingga bayang-bayang wayang itu bisa tampil dengan warna penuh. Kemungkinan itu terjadi karena prinsip dasar Wayang Motekar menggunakan bahan plastik, pewarna transparan, dan sistem cahaya dan layar khusus.

5. Wayang Orang

Setelah Gan Kam wafat pada 1928, keraton membentuk kelompok wayang orang Sriwedari untuk menampung penari-penari istana. Pada 1930-an Sriwedari populer di Surakarta. Salah satu daya tariknya terletak pada penampilan para pemainnya yang apik hingga jadi idola penonton.

Kelompok wayang orang juga muncul di sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada 1930-an: Sri Wanito (Semarang), Ngesti Pandowo (Madiun lalu pindah ke Semarang), Sri Budaya (Kediri), dan lain-lain.

Fungsi Wayang

  • Sebagai wadah untuk melestarikan budaya daerah serta cerita-cerita tradisional.
  • Sebagai penggambaran antara dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok dengan watak yang baik dan kelompok dengan watak buruk.
  • Sebagai sarana untuk menanamkan jiwa sosial karena biasanya pagelaran wayang diadakan besar-besaran dan mengumpulkan banyak masyarakat.
  • Sebagai media untuk hiburan rakyat.
  • Sebagai sarana pendidikan budi pekerti karena memberikan pesan-pesan dan amanat di dalam ceritanya.

Cara Melestarikan Wayang

Saat ini, kebudayaan wayang semakin menyusut, keadaan yang seperti ini tentu sangat miris dan membuat prihatin. Ironisnya, para generasi muda malahan lebih suka belajar budaya asing yang katanya lebih tren dan gaul seakan-akan tidak peduli terhadap warisan luhur yang semakin memprihatinkan.

Maka, untuk menyemarakkan dan mengembangkan kebudayaan wayang perlulah kita sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya generasi muda bekerja sama dan bahu membahu dengan cara menjadikan wayang sebagai sarana pendidikan atau pengajaran dengan tuntutan umum, menceritakan sejarah maupun kisah dari wayang itu sendiri, mengajak atau mengajarkan masyarakat cara membuat dan memainkan wayang, menjadikan wayang sebagai media hiburan seperti membuat pagelaran bulanan, serta membuat perlombaan seperti festival dalang cilik atau desain wayang. 

Bagi sebagian orang, wayang adalah seni yang indah dan elok. Meski keadaan zaman semakin maju dan budaya asing juga sudah merasuki budaya kita, jangan sampai sekali-kali kita tidak peduli terhadap budaya milik bangsa sendiri. Wayang yang sudah diakui UNESCO bisa menjadi cara yang ampuh untuk menyemarakkan kembali budaya tersebut di penjuru Nusantara bahkan hingga mancanegara.

Sumber

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *