
Sumber : Foto : Bagaimana Para Ahli Bisa Tahu Gunung Berapi Akan Meletus? Halaman 1 (kompas.com)
Halo Sobat FOSCA, kalian pasti sering mendengar mengenai erupsi gunung berapi, dan terkadang kita menjadi takut akan kabar korban yang terdampak. Tapi sobat FOSCA tau ga sih apa itu Erupsi? Bagaimana Proses terjadinya? dan ternyata ada lho dampak positif dari erupsi gunung berapi, kok bisa?
Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Pengertian Erupsi
Erupsi adalah suatu proses pelepasan material dari gunung berapi seperti lava, gas, abu dan lain sebagainya ke atmosfer bumi ataupun ke permukaan bumi dalam jumlah yang tidak menentu. Erupsi ini dapat diartikan sebagai letusan gunung berapi ataupun semburan minyak dan uap panas dari dalam perut bumi.
Material yang dikeluarkan saat Erupsi

Sumber : Intrusi dan Ekstrusi Magma | Geografi kelas 10 (ruangguru.com)
- Material Padat/Eflata
Letusan gunung api mengeluarkan material berwujud padat. Ada dua macam yaitu eflata autogen dan eflata allogen. Eflata autogen berupa material padat yang berasal dari dapur magma yang terbawa bersama lava yang keluar saat letusan terjadi, sedangkan eflata allogen berupa material padat yang berasal dari material di sekitar kawah yang ikut terlontar saat letusan.
Material padat hasil letusan meliputi:
- Bom, merupakan material padat berupa bongkahan batu-batu yang besar. Material seperti ini sering dimanfaatkan sebagai pondasi bahan bangunan.
- Lapili, merupakan material padat berupa batu-batu kerikil yang lebih kecil. Material ini juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
- Abu vulkanik. Berwujud butiran halus yang banyak mengandung silika. Abu vulkanik berbahaya dapat mengganggu pernafasan dan infeksi saluran pernafasan namun bagi pertanian material ini sangat baik untuk menyuburkan lahan pertanian karena banyak mengandung unsur hara.

Sumber : Katalog Media BPMPK (kemdikbud.go.id)
- Material Cair/Efusifa
Hasil letusan gunung api berupa material cair antara lain:
- Lava, merupakan magma yang keluar dari perut bumi. Lava yang mengalami pendinginan dan mengeras akan menjadi batuan beku/basaltis.
- Lahar, merupakan lava yang sudah bercampur dengan material lain yang ada disekitar kawah gunung api. Lahar panas terbentuk saat gunung sedang erupsi, sedangkan lahar dingin (lahar hujan) terjadi saat gunung sedang tidak erupsi yaitu berupa material hasil letusan yang berada di puncak atau sekitar kawah kemudian tererosi akibat hujan.

Sumber : Katalog Media BPMPK (kemdikbud.go.id)
- Material Gas/Ekshalasi
- Mofet (CO2), berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun.Gas CO2 atau karbondioksida yang dikeluarkan kawah gunung api bersifat konsentrasi dengan permukaan bumi.
- Fumarol (H2O), berupa uap air yang panas.
- Solfatar (H2S), merupakan gas belerang, berbahaya jika terlalu pekat karena dapat menimbulkan keracunan.
- Awan panas, merupakan asap yang keluar saat gunung api meletus dengan temperatur yang tinggi dan daya luncur menuruni lereng mencapai 200 km/jam.
Proses Terjadinya Erupsi

Sumber : Sejarah Gunung Berapi, Penyebab, Jenis, Proses Dan Dampak (gurupendidikan.co.id)
Pada umumnya erupsi terjadi karena adanya tekanan gas yang sangat kuat yang berasal dari dalam perut bumi yang secara terus menerus berusaha mendorong magma untuk keluar. Tekanan gas tersebut nantinya perlahan akan membuat magma akan bergerak naik ke atas secara perlahan, hal ini terjadi karena massa magma lebih ringan dibandingkan dengan batuan padat di sekitarnya.
Dalam proses tersebut, magma yang memiliki suhu sekitar 1200 derajat Celcius ini perlahan lahan akan melelehkan batuan yang berada disekitarnya dan kemudian terjadi penumpukan magma dalam gunung tersebut. Dari sinilah tekanan yang berasal dari dalam bumi akan semakin besar, hal ini terjadi karena magma tadi terhambat oleh lapisan batuan padat/litosfer yang sangat sulit untuk ditembus. Karena adanya tekanan yang sangat kuat pada daerah ini, maka di tempat inilah tersimpan tenaga yang sangat kuat sehingga lapisan batuan disekitarnya perlahan lahan menjadi rapuh dan retak, dari celah retakan inilah nantinya magma akan menjalar keluar ke permukaan bumi.
Sambil menjalar, magma ini juga akan melelehkan saluran retakan tadi sehingga akan membentuk saluran batu yang disebut sebagai pipa kepundan. Ketika lapisan batuan tadi sudah tidak dapat membendung tenaga yang sangat kuat dari magma, maka akan terjadi sebuah ledakan dan semburan yang sangat kuat sebagai reaksi dari pelepasan energi yang berasal dari dalam bumi tersebut. Ketika magma tersebut berhasil keluar ke permukaan bumi, inilah yang kemudian disebut sebagai erupsi.
Dampak Positif dan Negatif Erupsi
Dampak Positif :
- Destinasi Wisata Baru
Dampak gunung Meletus dari sisi positif yang pertama ialah menciptakan destinasi wisata baru. Adanya perubahan wilayah dan kondisi alam dari fenomena pasca-vulkanik, biasanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh warga lokal sebagai lapangan pekerjaan baru setelah merasa rugi sebagai korban bencana gunung meletus.
- Pembangkit Listrik Vulkanik
Wilayah sekitar gunung berapi yang sering meletus sangat tepat dijadikan sebagai area pembangkit listrik vulkanik. Mengandalkan energi panas yang dihasilkan dari sekitar gunung, tentunya akan menghemat tenaga di wilayah tersebut.
- Tanah Jadi Lebih Subur
Pasir hasil semburan gunung meletus akan membawa banyak pasir, serta tanah yang dilalui oleh abu vulkanis akan membuat tanah menjadi lebih subur dan sangat baik untuk bercocok tanam. Tentunya bisa membawa keuntungan bagi masyarakat dalam membuat perkebunan baru, bangkit pasca bencana alam gunung meletus.
- Mata Air Penuh Mineral
Dampak gunung Meletus dari sisi positif berikutnya ialah munculnya mata air yang penuh dengan mineral berkhasiat, atau biasa disebut makdani. Makdani merupakan sumber air panas yang bisa menjadi pengobatan alami penyakit kulit, manfaat dari belerang.
- Memicu Hujan Orografi
Hujan orografi atau orografis merupakan hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan, hingga terjadi penurunan suhu dan terkondensasi. Akhirnya turun hujan di lereng gunung yang sangat menyejukkan, menenangkan, baik untuk kesehatan, dan wilayah lereng, yang berhadapan dengan datangnya angin.
Dampak Negatif :
- Hewan dan Manusia Meninggal
Tentunya dampak negatif dari gunung meletus ialah memakan banyak korban makhluk hidup, termasuk tumbuhan, hewan dan manusia. Beberapa warga ada yang tidak sempat melarikan diri akibat kecepatan awan panas yang dating tiba-tiba, sakit dari gas beracun, dan sebagainya.
- Pencemaran Udara
Ketika gunung meletus, dampak yang bisa dirasakan hingga ke kota atau negara lain ialah pencemaran udara. Gas yang ikut disemburkan dari dalam perut bumi mengandung zat berbahaya, seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), nitrogen dioksida (NO2) dan material debu lain yang biasanya mengandung racun.
- Awan Panas
Dampak negatif dari gunung meletus selanjutnya yakni keluarnya awan panas. Kecepatan awan panas yang berwarna seperti awan mendung gelap ini mampu menewaskan semua makhluk hidup yang dilaluinya.
- Lahar yang merusak
Dampak gunung meletus tentunya memunculkan lahar dengan berbagai jenis, seperti lahar dingin, lahar letusan eksplosif, lahar sekunder, dan lahar primer. Segala yang dilewati apalagi dengan wilayah yang landau, lahar akan mudah menghancurkan bangunan dalam sekejap. Keberadaannya yang mengancam ekosistem daerah pegunungan.
- Melumpuhkan Aktivitas Masyarakat
Dampak negatif gunung meletus selanjutnya dengan melumpuhkan aktivitas masyarakat, baik dalam bercocok tanam dan mencari nafkah jadi terhenti karena terpaksa mengungsi cukup lama. Ekonomi yang harus dibangkitkan kembali dari awal setelah bencana alam.
Contoh Kejadian Erupsi Gunung Berapi

Sumber : Gunung Sinabung Erupsi, Kolom Abu Capai 2.800 Meter (cnnindonesia.com)
- Gunung Sinabung
Rentetan erupsi Sinabung, yang berlokasi di wilayah Kab\Kota Karo, Sumatera Utara, sudah terjadi sejak 3 Januari 2021. Selama 3 Januari lalu muncul 2 erupsi di Sinabung. Beberapa hari berikutnya, masih di bulan Januari 2021, Sinabung kembali mengalami beberapa kali erupsi. Dalam sehari, gunung ini bisa mengalami lebih dari satu kali erupsi. Rata-rata, tinggi kolom abu akibat erupsi Sinabung selama Januari 2021, teramati setinggi 500-1000 meter di atas puncak.
Lalu, Gunung Sinabung mengalami erupsi pada Kamis, 28 Januari 2021, pukul 23:59 WIB. Visual letusan tidak teramati, sementara di seismograf erupsi ini terekam dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 147 detik.

Sumber : Gunung Merapi Erupsi, Hujan Abu Mengarah ke Klaten Jateng (cnnindonesia.com)
- Gunung Merapi
Aktivitas Gunung Merapi selama bulan Januari 2021 cenderung meningkat. Meski demikian, status Gunung Merapi saat itu masih Siaga atau Level III. Data BPPTKG menunjukkan, dalam sepekan terakhir atau 22-28 Januari 2021, Merapi terpantau mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak 230 kali. Jarak luncur guguran lava pijar Merapi selama sepakan tersebut paling jauh adalah 1.500 meter (1,5 km) dari puncak dan mengarah ke barat daya, atau hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
Pada periode yang sama, Gunung Merapi tercatat mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 71 kali dengan jarak luncur paling jauh adalah 3.500 meter (3,5 kilometer) dari puncak. Puluhan guguran awan panas terpantau mengarah ke Kali Boyong dan terekam dalam seismogram dengan aplitudo maksimal 70 mm dan durasi terlama 240 detik.

Sumber : Gunung Semeru dan Merapi Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada – Nasional Katadata.co.id
- Gunung Semeru
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan, terjadi erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur, pada Minggu, (16/1/2021) pukul 17:24 WIB. Menurut PVMBG tinggi kolom abu akibat erupsi itu tak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi kurang lebih 1 jam 11 menit 27 detik.
Awan panas guguran Gunung Semeru tersebut memiliki jarak luncur 4 kilometer ke arah tenggara (Besuk Kobokan) dan berlangsung mulai pukul 17:24 hingga pukul 18.35 WIB. Pada 16 Januari lalu, Gunung Semeru juga mengeluarkan guguran lava dengan jarak luncur antara 500-1.000 meter dari Kawah Jonggring Seleko ke arah Besuk Kobokan. Erupsi Semeru ini memicu hujan abu di kawasan 5 kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kelimanya: Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Senduro, Kecamatan Gucialit, dan Kecamatan Pasirian.